Skip to main content

Anak-Anak Pun Butuh Tempat Curhat


Ada yang aq suka selain menulis, apa itu? Aha, ngobrol sama anak-anak... entah kenapa aku sangat senang dengan anak-anak, rasanya gemess aja pengen nyubit pipi nya ups tapi ntar dimarah ibunya lagi hehehe, klo diliat dri sisi psikologis mungkin karena aq gak punya adik ya, hmm maklumlah terlahir sebagai anak bungsu taw juga belum punya anak hehe..

Namun hasil riset membuktikan bahwa retina mata seorang wanita itu akan membesar apabila melihat bunga n anak kecil, dan mungkin itu juga dah kodratnya wanita ya suka sama anak2 yang sering disebut sisi keibuan,,,

Ada satu hal yang membuat aq suka dari anak2, yaitu ekspresinya ketika merespon sesuatu yang terkadang tergambar melalui celotehnya yang lucu. Namun hanya sedikit orang dewasa yang mengerti bahwa memberi anak kesempatan mengekspresikan perasaannya berarti kita memberi bekal keterampilan mengelola emosinya.
 
Namun yang terjadi biasanya mereka selalu diabaikan oleh orang-orang dewasa atau bahkan malah memarahinya dan tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk berbicara,,,hufft
 “wahai bunda sadarkah bahwa sikaf tu dapat menciutkan potensi mereka dan membuat pikiran mereka tidak berkembang???”
Dan catat bahwa apa yang dikatakan anak-anak adalah kejujuran!!!
Jadi ingat sebuah iklan di televisi nich, saat si sule nanya sama si baim “om ganteng nggak? Dengan spontan si baim menjawab “om benar2 jelek” hehehe..itu Cuma contohnya aja klo anak kecil itu jujur,:D, tapi itulah gambaran anak-anak sebenarnya.

Terkadang anak-anak itu juga cenderung sok tahu, contohnya ketika aq praktek mengajar disalah satu sekolah dasar islam terpadu, biasanya klo lagi nggak ngajar aq and temen temen duduk-duduk dimeja piket sambil makan siang atau hanya sekedar sharing tentang kegiatan hari itu, tiba tiba saja ada santri laki-laki yang mendekati kami dan nyeletuk
 “ihh taza (ustadza) auratnya keliatan” sambil menunjuk ke tangan temanku yang  mansetnya turun, so agak kelihatan sedikit punggung tangannya,,
Dengan spontan kami pun mengarahkan pandangan ke temanku tadi, teman ku dengan enteng bilang
 “kan nggak ada yang lihat!”
Si santri tadi pun berkata “ aku kan liat taza, aku kan laki-laki”
kami hanya tersenyum liat perdebatan antara ustadzah dan santri tadi,,, dengan iseng aq pun bertanya dengan santri tersebut,
“emangnya azzam tahu apa itu aurat? Tanyaku menyelidik,
“Tahu donk, kecuali ini dan ini” ujarnya sambil menunjuk muka dan telapak tangan, subhanalloh..ucapku, anak kecil aja tahu batasan batasannya, sedangkan orang dewasa??hmmm...
Anak-anak adalah dimensi terpenting sebelum manusia itu tumbuh menjadi manusia dewasa, ada kebutuhan-kebutuhan pokok yang harus di lalui oleh masa kanak-kanak dan harus dipenuhi cz jika tidak maka hal itu akan memberi efek dimasa yang akan datang...

Seperti yang sudah dicontohkan diatas, jika seorang anak pada masa anak-anak nya selalu diabaikan oleh orang tuanya dan cenderung tidak di dengar maka efek dikemudian hari mungkin si anak akan jadi pendiam dan  susah untuk mengutarakan pendapat kepada orang lain. 

Anak-anak sangat hobi cerita meskipun apa yang diceritakan itu terkadang tidak kita mengerti dan bahkan sering mereka ulang namun mereka cenderung spontan dalam mengungkapkan isi hati dan perasaannya. Ungkapan yang muncul dari bibirnya bisa amat beragam, entah itu menunjukkan rasa gembira, sedih, kecewa atau takut.
ibu nakal!!! tadi adek dimalah ibu, ibu culuh adek mandi, kata ibu “mandi..mandi.. telus adek mandi..jebur..jebur..bunyinya”
“adek tadi atuh di siling (sambil menunjukkan luka di keningnya), adek nangis huhuhu....”
“Horeee..ayah pulang...” sambil berjingkrak-jingkrak

Contoh diatas merupakan curahan isi hati seorang anak, bagaimana ekspresinya ketika dimarah  saat dia jatuh dan sedih atau saat dia gembira... seolah dia ingin mendengar respon dari orang yang dia ajak bicara. Memang sepele, tapi katika orang yg diajak bicara sama si anak tadi tidak merespon maka mungkin saja si anak tadi akan kecewa dan tidak ingin lagi bercerita dengan orang tersebut.

Rahmi Dahnan, Psi., dari Yayasan Kita dan Buah Hati, orang tua harus bisa menstimulasi anak mereka agar mampu bersikap ekspresif. Yang tak kalah penting, limpahan kasih sayang dan perhatian orang tua secara langsung akan mempengaruhi kemampuan anak mengekspresikan dirinya. "Coba saja perhatikan," ujar Rahmi, "Anak yang bisa secara ekspresif mengungkapkan isi hatinya, biasanya memiliki ikatan emosional yang kuat dengan orang tuanya."

Nah kegiatan mendengarkan curhat anak tadi tidak hanya dapat membantu memberikan stimulus dalam mengembangkan kreativitas anak, namunn juga dapat membentuk ikatan emosional antara ibu dan anak..

oleh karena itu sekali kali luangkan waktu dengarkanlah curhat anak-anak anda karena masa kecil adalah masa emasnya.  ibarat seorang tembikar, maka kitalah yang membentuk gelasnya, apakah gelas ini akan menjadi gelas yang cantik, atau malah sebaliknya..
 
Dan aktivitas anak-anak pun biasanya tak jauh dari kebiasaan orang tua atau orang-orang yang berada disekitarnya, karena anak-anak biasanya cenderung suka meniru atau mempraktekkan apa yangg dilihatnya, so hati-hati bunda...mari kita jadi contoh dan tauladan yang baik buat buah hatinya, karena apa yang diajarkan oleh ortunya saat ini akan sangat berpengaruh pada kehidupan mereka dimasa yang akan datang..inga-inga ting!! eits tapi bukan ayu ting-ting..wkakaka# heleh..sok ahli ^_^#

Untuk para bunda, masa anak-anak tak datang 2 kali...mari amati buah hati anda, jadilah teman curhatnya, jangan membeli cinta anak dengan materi kerena sesungguhnya perhatian dan kasih sayangmulah yang mereka butuhkan....:D

Comments

Popular posts from this blog

ID Card Pesantren Kilat

assalamu'alaikum sobat, lagi-lagi ane dititahkan untuk ngedesain Id card buat pesantren kilat..#cieh kayak kerajaan# it's okay cz masalah ngedesain tu hobi ane tu meski yaaa...aca kadul kesannya nggak bagus2 amat, hehe masih mending lah daripada nggak ada sama sekali. ini dia, eng tereeeenggg.. setelah diedit disana-sini waktu diprint huahhh..lumayan buram! ahehe tapi karena mo dipake besok ya sudah mau tidak mau akhirnya ini di print juga.. hmm ya segitu dulu ceritanya.. Met menunaikan ibadah puasa sobat semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemaren :D AMIN...

YANG KE-26 (kejutan pertama dari khadijah)

Hari berganti begitu cepat ya, nggak kerasa usia udah semakin tua aja, tak bisa dipungkiri! namun harus selalu bersyukur atas segenap usia yang telah Allah karuniakan kepadaku, setiap tarikan nafas dan udara yang Allah kasih dg cuma-cuma, orang-orang disekitarku yang begitu perhatian, mak dan bakku atas cinta yang tak pernah mereka ungkapkan, namun aku meraasaknnya dan berharap bisa membahagiakan mereka hingga yaumil akhir nanti..keluarga  besarku yang tak bisa ku sebut satu persatu #cekile gaya kayak bikin persembahan skripsi aja# sahabat-sahabatku dan tentunya siswa-siswiku yang sudah memberikan perhatian dan kejutan yang luar biasa... VII Khadijah-ku Alhamdulillah sekarang jadi wali kelas VII khadijah, punya anak 28 orang dengan berbagai karakter yang jelas sholeha dan baik hati serta rajin menabung hehe. pada hari itu mereka buat kejutan yang nggak mengejutkan, loh? hihi cz udah tahu bakal di kerjain dengan modal GR tingkat tinggi haha,  liat mereka ekting...

Akhwat yang menanti

Oleh : Azimah Rahayu. “Dua puluh satu kali, Mbak?”  mataku membulat. Takjub. Aku merentangkan kesepuluh jari tangan sambil melihat ke bawah ke arah telapak kaki yang terbungkus sepatu. 21! Bahkan seluruh jemari tangan dan kakiku pun tak cukup buat menghitungnya. “Itu selama berapa tahun, Mbak?” Aku bertanya lebih lanjut. “Hhmm, kurang lebih tujuh tahun terakhir!” sambutnya gi, ringan saja. Tak tampak pada raut wajahnya yang sudah mulai dihiasi kerut halus kesan malu, tertekan taupun stress. Wajah itu damai. Wajah itu tenang. Tak menyembunyikan luka apalagi derita. “Mbak… ehmm, maaf, tidak patah arang… sekian kali gagal?” Takut takut aku kembali bertanya dengan nada irih. Khawatir menyinggung perasaannya. Dia hanya kembali tersenyum. Tapi kali ini lebih lebar. Sumringah. Dia mengibaskan tangan, sebagai jawaban bahwa dia tak trauma dengan masalah itu. “Kalau sedih, kecewa, terluka… pasti pernah lah ada saat-saat seperti itu. Trauma…. sebenarnya pernah juga. Ny...