Skip to main content

Hari yang Mengejutkan

Assalamu’alaikum blogger, yang masih setia stay tune di blog ane, hari ni da suatu yang mengejutkan, apa pasal?

Waktu bangun pagi, ada kejutan yang istimewa. Akhirnya do’a ane terkabul juga sobat, si Ayuk “ panggilan keponakanku yang paling gede” bangun pagi-pagi sekali malah sebelum ane bangun.

awalnya ane curiga jangan2 ne anak cuma karena kebelet aja nih bangun pagi-pagi gini, namun dugaan ku salah sobat aku pura-pura tidur ayam* hehe apalah namanya* dan memperhatikan gerak-geriknya, hmm ternyta dia ngebentang sejadah dan pake mukena, subhanalloh...

Tak lama berselang suara adzan pun terdengar dari masjid yang kira-kira berjarak 200 meter dari rumah. Aku beranjak dari tempat tidur dengan menguap beberapa kali, hoahm *masih ngantuk berat* maklumlah beberapa hari ini tidur gak pernah dibawah jam 12 malam cz ngelarin kerjaan.

ba'da subuh*
Aku : Gitu donk yuk, bangun pagi tiap hari.seger kan?
Ayuk : Hehe, gimana sih ndis (panggilan buat bibi yg masih gadis) biar bisa bangun pagi?
Maklumlah dia klo tidur tu kayak gedebong pisang, susaaaah amat dibangunin.^_^
Aku : jgn tidur kemaleman truz diniatin malemnya klo besok mau bangun pagi.
Ayuk : huft betul banget tu, cz semalem aku niatin sebelum tidur.
Aku : emng apa niatnya?
Ayuk : besok aku mau sholat subuh.
Aku : yey..jangan Cuma besok aja, tapi besok besok dan seterusnya
Ayuk : insyaAllah deh
Aku : ih ni anak minta ditukik ya..
Ayuk : kabuuuuurrr

Do’aku “ya robb semoga dia besok bangun pagi lagi ya Alloh amin…^_^”
hal yang baik itu pada awalnya emng harus dipaksakan agar bisa jadi kebiasaan. Ayo membiasakan diri dengan kebisaan yang baik. :D

Comments

Popular posts from this blog

ID Card Pesantren Kilat

assalamu'alaikum sobat, lagi-lagi ane dititahkan untuk ngedesain Id card buat pesantren kilat..#cieh kayak kerajaan# it's okay cz masalah ngedesain tu hobi ane tu meski yaaa...aca kadul kesannya nggak bagus2 amat, hehe masih mending lah daripada nggak ada sama sekali. ini dia, eng tereeeenggg.. setelah diedit disana-sini waktu diprint huahhh..lumayan buram! ahehe tapi karena mo dipake besok ya sudah mau tidak mau akhirnya ini di print juga.. hmm ya segitu dulu ceritanya.. Met menunaikan ibadah puasa sobat semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemaren :D AMIN...

YANG KE-26 (kejutan pertama dari khadijah)

Hari berganti begitu cepat ya, nggak kerasa usia udah semakin tua aja, tak bisa dipungkiri! namun harus selalu bersyukur atas segenap usia yang telah Allah karuniakan kepadaku, setiap tarikan nafas dan udara yang Allah kasih dg cuma-cuma, orang-orang disekitarku yang begitu perhatian, mak dan bakku atas cinta yang tak pernah mereka ungkapkan, namun aku meraasaknnya dan berharap bisa membahagiakan mereka hingga yaumil akhir nanti..keluarga  besarku yang tak bisa ku sebut satu persatu #cekile gaya kayak bikin persembahan skripsi aja# sahabat-sahabatku dan tentunya siswa-siswiku yang sudah memberikan perhatian dan kejutan yang luar biasa... VII Khadijah-ku Alhamdulillah sekarang jadi wali kelas VII khadijah, punya anak 28 orang dengan berbagai karakter yang jelas sholeha dan baik hati serta rajin menabung hehe. pada hari itu mereka buat kejutan yang nggak mengejutkan, loh? hihi cz udah tahu bakal di kerjain dengan modal GR tingkat tinggi haha,  liat mereka ekting...

Akhwat yang menanti

Oleh : Azimah Rahayu. “Dua puluh satu kali, Mbak?”  mataku membulat. Takjub. Aku merentangkan kesepuluh jari tangan sambil melihat ke bawah ke arah telapak kaki yang terbungkus sepatu. 21! Bahkan seluruh jemari tangan dan kakiku pun tak cukup buat menghitungnya. “Itu selama berapa tahun, Mbak?” Aku bertanya lebih lanjut. “Hhmm, kurang lebih tujuh tahun terakhir!” sambutnya gi, ringan saja. Tak tampak pada raut wajahnya yang sudah mulai dihiasi kerut halus kesan malu, tertekan taupun stress. Wajah itu damai. Wajah itu tenang. Tak menyembunyikan luka apalagi derita. “Mbak… ehmm, maaf, tidak patah arang… sekian kali gagal?” Takut takut aku kembali bertanya dengan nada irih. Khawatir menyinggung perasaannya. Dia hanya kembali tersenyum. Tapi kali ini lebih lebar. Sumringah. Dia mengibaskan tangan, sebagai jawaban bahwa dia tak trauma dengan masalah itu. “Kalau sedih, kecewa, terluka… pasti pernah lah ada saat-saat seperti itu. Trauma…. sebenarnya pernah juga. Ny...