Skip to main content

MENUNGGU DI SAYUP RINDU (Maidany)

Burungpun Bernyanyi Melepas Segala Rindu
Yang terpendam malu dibalik qolbu
Angin pun menari mencari arti
Adakah ini fitrah ataukah hiasan nafsu

Didalam sunyi ia selalu hadir
Didalam sendiri ia sllu mnyindir
Kadang meronta bersama airmata seolah tak kuasa menahan duka
Biarlah semua mengalir berikanlah kepada ikhtiar dan sabar untuk mengejar

Sabarlah menunggu janji Allah kan pasti hadir tuk datang menjemput hatimu
Sabarlah menanti usahlah ragu, kekasihkan datang sesuai dengan iman dihati
Sabarlah menanti…

Bila didunia ia tiada moga disyurga ia telah menunggu…
Bila didunia ia tiada moga disyurga ia telah menanti…..

Ehmm,,hatchimm loh kok tiba-tiba jadi bersin-bersin gak jelas gini ehehe, tenang-tenang bro and sist, sajak diatas bukan catatan diari ane itu sebuah tembang dari maidani, cz menurut ane bagus tu lagu apalagi buat para jombloer sejati, sabar menanti dan terus perbaiki diri cz emng yang namanya jodoh tu nggak akan ketukar cz dah ditulis di lauhul mahfudz bahkan dah dikasih materai ama tinta emas mungkiiiin hoho!bahkan lebih dari itu.

So jangan ragu dengan takdirnya cz sebaik-baik rencana manusia jauh lebih baek rencana Alloh..#ini tausiyah buat diri sendiri khususnya# :D cz sedih juga nech liat temen-temen dah pada walimah so jarang bisa ngumpul bareng lagi alias dah sibuk ama keluarga barunya, hmm sementara ane belum tahu gimana bentuk sang pangeran ane nanti suit..suiiiitt hohoh udah ah harap maklum aje ye klo tulisan ane ada tema-tema kayak gini hehe ane yakin para pembaca pada maklum ya, syukron atas anggukannya:D loh..loh #nganar.com# :D

Comments

Popular posts from this blog

ID Card Pesantren Kilat

assalamu'alaikum sobat, lagi-lagi ane dititahkan untuk ngedesain Id card buat pesantren kilat..#cieh kayak kerajaan# it's okay cz masalah ngedesain tu hobi ane tu meski yaaa...aca kadul kesannya nggak bagus2 amat, hehe masih mending lah daripada nggak ada sama sekali. ini dia, eng tereeeenggg.. setelah diedit disana-sini waktu diprint huahhh..lumayan buram! ahehe tapi karena mo dipake besok ya sudah mau tidak mau akhirnya ini di print juga.. hmm ya segitu dulu ceritanya.. Met menunaikan ibadah puasa sobat semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemaren :D AMIN...

YANG KE-26 (kejutan pertama dari khadijah)

Hari berganti begitu cepat ya, nggak kerasa usia udah semakin tua aja, tak bisa dipungkiri! namun harus selalu bersyukur atas segenap usia yang telah Allah karuniakan kepadaku, setiap tarikan nafas dan udara yang Allah kasih dg cuma-cuma, orang-orang disekitarku yang begitu perhatian, mak dan bakku atas cinta yang tak pernah mereka ungkapkan, namun aku meraasaknnya dan berharap bisa membahagiakan mereka hingga yaumil akhir nanti..keluarga  besarku yang tak bisa ku sebut satu persatu #cekile gaya kayak bikin persembahan skripsi aja# sahabat-sahabatku dan tentunya siswa-siswiku yang sudah memberikan perhatian dan kejutan yang luar biasa... VII Khadijah-ku Alhamdulillah sekarang jadi wali kelas VII khadijah, punya anak 28 orang dengan berbagai karakter yang jelas sholeha dan baik hati serta rajin menabung hehe. pada hari itu mereka buat kejutan yang nggak mengejutkan, loh? hihi cz udah tahu bakal di kerjain dengan modal GR tingkat tinggi haha,  liat mereka ekting...

Akhwat yang menanti

Oleh : Azimah Rahayu. “Dua puluh satu kali, Mbak?”  mataku membulat. Takjub. Aku merentangkan kesepuluh jari tangan sambil melihat ke bawah ke arah telapak kaki yang terbungkus sepatu. 21! Bahkan seluruh jemari tangan dan kakiku pun tak cukup buat menghitungnya. “Itu selama berapa tahun, Mbak?” Aku bertanya lebih lanjut. “Hhmm, kurang lebih tujuh tahun terakhir!” sambutnya gi, ringan saja. Tak tampak pada raut wajahnya yang sudah mulai dihiasi kerut halus kesan malu, tertekan taupun stress. Wajah itu damai. Wajah itu tenang. Tak menyembunyikan luka apalagi derita. “Mbak… ehmm, maaf, tidak patah arang… sekian kali gagal?” Takut takut aku kembali bertanya dengan nada irih. Khawatir menyinggung perasaannya. Dia hanya kembali tersenyum. Tapi kali ini lebih lebar. Sumringah. Dia mengibaskan tangan, sebagai jawaban bahwa dia tak trauma dengan masalah itu. “Kalau sedih, kecewa, terluka… pasti pernah lah ada saat-saat seperti itu. Trauma…. sebenarnya pernah juga. Ny...