Skip to main content

Simponi Kesadaran

Dalam kesunyian kelu
Gelombang badai menerjang tubuhku ke jurang penuh kalbu
Terkatung tak berdaya menelusuri rimba kepiluan
Mencari terang !

Angin menggiringku menuju arah tak tentu
Terseok-seok ke kiri dan ke kanan
Tubuh tak imbang
langkah tak tegap
Keringat mengalirkan kedukaan
Pilu..

Mencari dan mencari sebuah kebenaran
Memberontak dari cengkeraman kesalahan yang tak bertepi.
Tubuh menggigil diterkam ketakutan
Lalu tenggelam tanpa harapan.
Dan terkulai jatuh

Saat air mata menggenang sepanjang malam
Tersiksa dengan kesalahanku sendiri
Namun aku melihat cahaya
Yang menuntunku keharibaanmu

Dalam kelemahan dan kesamaran
Sebuah tangan menyambut tubuh yang rapuh
Tak jelas,,,

Kurasakan gelombang badai kian surut
Aku melihat jlan pulang kearah yang pasti
Semoga engkau mengangkatku ya ilahi.

Kalau aku salah langkah
Siapa yang meluruskanku?

Kalau aku kesasar siapa yang akan mengingkatkan?
Kalau aku keliru siapa yang akan memberi tahu?

Kalau aku merasakan kepedihan
Siapa yang akan memperhatikanku?

Ketika harapan dan asa tak kesampaian tak terwujud?

Hanya berharap menemukan jalan pulang

Aku akan kembali..

Note
sebuah gambaran suram disudut hati yang berharap cahaya terang.
RahmaNiar

Comments

Popular posts from this blog

ID Card Pesantren Kilat

assalamu'alaikum sobat, lagi-lagi ane dititahkan untuk ngedesain Id card buat pesantren kilat..#cieh kayak kerajaan# it's okay cz masalah ngedesain tu hobi ane tu meski yaaa...aca kadul kesannya nggak bagus2 amat, hehe masih mending lah daripada nggak ada sama sekali. ini dia, eng tereeeenggg.. setelah diedit disana-sini waktu diprint huahhh..lumayan buram! ahehe tapi karena mo dipake besok ya sudah mau tidak mau akhirnya ini di print juga.. hmm ya segitu dulu ceritanya.. Met menunaikan ibadah puasa sobat semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemaren :D AMIN...

YANG KE-26 (kejutan pertama dari khadijah)

Hari berganti begitu cepat ya, nggak kerasa usia udah semakin tua aja, tak bisa dipungkiri! namun harus selalu bersyukur atas segenap usia yang telah Allah karuniakan kepadaku, setiap tarikan nafas dan udara yang Allah kasih dg cuma-cuma, orang-orang disekitarku yang begitu perhatian, mak dan bakku atas cinta yang tak pernah mereka ungkapkan, namun aku meraasaknnya dan berharap bisa membahagiakan mereka hingga yaumil akhir nanti..keluarga  besarku yang tak bisa ku sebut satu persatu #cekile gaya kayak bikin persembahan skripsi aja# sahabat-sahabatku dan tentunya siswa-siswiku yang sudah memberikan perhatian dan kejutan yang luar biasa... VII Khadijah-ku Alhamdulillah sekarang jadi wali kelas VII khadijah, punya anak 28 orang dengan berbagai karakter yang jelas sholeha dan baik hati serta rajin menabung hehe. pada hari itu mereka buat kejutan yang nggak mengejutkan, loh? hihi cz udah tahu bakal di kerjain dengan modal GR tingkat tinggi haha,  liat mereka ekting...

Akhwat yang menanti

Oleh : Azimah Rahayu. “Dua puluh satu kali, Mbak?”  mataku membulat. Takjub. Aku merentangkan kesepuluh jari tangan sambil melihat ke bawah ke arah telapak kaki yang terbungkus sepatu. 21! Bahkan seluruh jemari tangan dan kakiku pun tak cukup buat menghitungnya. “Itu selama berapa tahun, Mbak?” Aku bertanya lebih lanjut. “Hhmm, kurang lebih tujuh tahun terakhir!” sambutnya gi, ringan saja. Tak tampak pada raut wajahnya yang sudah mulai dihiasi kerut halus kesan malu, tertekan taupun stress. Wajah itu damai. Wajah itu tenang. Tak menyembunyikan luka apalagi derita. “Mbak… ehmm, maaf, tidak patah arang… sekian kali gagal?” Takut takut aku kembali bertanya dengan nada irih. Khawatir menyinggung perasaannya. Dia hanya kembali tersenyum. Tapi kali ini lebih lebar. Sumringah. Dia mengibaskan tangan, sebagai jawaban bahwa dia tak trauma dengan masalah itu. “Kalau sedih, kecewa, terluka… pasti pernah lah ada saat-saat seperti itu. Trauma…. sebenarnya pernah juga. Ny...