Skip to main content

Jangan Dakwah 1/2 Hati

Inilah Jalan Dakwah!
Jalan dakwah adalah jalan yang mulia, risalah para anbiya. Seluruh Nabi dan Rasul hidup dalam jalan ini, berkorban dengan harta dan jiwa di jalan ini. Jalan yang tiada berujung, jalan yang panjang, Jalan yang penuh rintangan dan tantangan. Jalan yang menjanjikan surga bagi para pelakunya, janji kemenangan bagi pengikutnya. Jalan yang hanya dilalui oleh segelintir orang yang menginginkan surga Allah, merekalah para Aktivis Dakwah.

Wahai engkau yang mengaku Aktivis Dakwah!
Jalan mulia ini jangan kau nodai dengan angan-angan dunia yang melenakan.
Jalan ini Risalah Anbiya, jangan kau susupi dengan ketidakseriusan.
Jalan ini adalah jalan pengorbanan. Seperti pengorbanan para anbiya.
Apa yang telah kau korbankan untuk dakwah ini? Pantaskah kita mengaku umat Nabi, sementara kita tidak mengikuti jalannya?

Wahai Para Aktivis Dakwah!
Ganjaran dari pekerjaan ini sangat besar. Nilai dari pengorbanan dan pengabdian ini tiada terhitung. Pahala dan balasan berupa Surga yang dijanjikan Allah begitu nyata dalam Al Qur’an dan Sunnah.

Namun untuk melaluinya, kita harus mempersiapkan diri dengan berbagai amunisi dan bekal yang banyak, optimal dan maksimal. Tidak cukup hanya dengan mengikuti jalan ini dengan bekal seadanya, tetapi perlu bekal tambahan karena godaan dan cobaan senantiasa menanti dalam setiap langkah dan kita harus melewatinya untuk meningkatkan derajat kita di hadapan Allah. Dan inilah hakikat jalan para pengemban dakwah.

Wahai Aktivis Dakwah!
Kalian bukanlah kumpulan para malaikat yang suci tanpa dosa. Karena dakwah sendiri berarti perbaikan dan menuju suatu perbaikan. Dan salah besar paradigma yang berkembang disebagian kalangan, bahwa sebelum berdakwah kita harus berilmu terlebih dahulu. Padahal dakwah adalah jalan ilmu yang membuat kita belajar dan beramal. Ilmu dalam dakwah dipelajari secara berbarengan dan bersamaan, tidak ada yang didahulukan.
“Memang seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Cinta akan meminta semuanya darimu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi-lagi memang seperti itu dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulang.” (Alm. Ust. Rahmat Abdullah)

Teruslah bergerak, hingga KELELAHAN itu LELAH mengikutimu. Teruslah berlari hingga KEBOSANAN itu BOSAN mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga KELETIHAN itu LETIH bersamamu. Teruslah bertahan hingga KEFUTURAN itu FUTUR menyertaimu. Tetaplah berjaga hingga KELESUAN itu LESU menemanimu. (Allahu yarham Ust. Rahmat Abdullah)

Comments

Popular posts from this blog

ID Card Pesantren Kilat

assalamu'alaikum sobat, lagi-lagi ane dititahkan untuk ngedesain Id card buat pesantren kilat..#cieh kayak kerajaan# it's okay cz masalah ngedesain tu hobi ane tu meski yaaa...aca kadul kesannya nggak bagus2 amat, hehe masih mending lah daripada nggak ada sama sekali. ini dia, eng tereeeenggg.. setelah diedit disana-sini waktu diprint huahhh..lumayan buram! ahehe tapi karena mo dipake besok ya sudah mau tidak mau akhirnya ini di print juga.. hmm ya segitu dulu ceritanya.. Met menunaikan ibadah puasa sobat semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemaren :D AMIN...

YANG KE-26 (kejutan pertama dari khadijah)

Hari berganti begitu cepat ya, nggak kerasa usia udah semakin tua aja, tak bisa dipungkiri! namun harus selalu bersyukur atas segenap usia yang telah Allah karuniakan kepadaku, setiap tarikan nafas dan udara yang Allah kasih dg cuma-cuma, orang-orang disekitarku yang begitu perhatian, mak dan bakku atas cinta yang tak pernah mereka ungkapkan, namun aku meraasaknnya dan berharap bisa membahagiakan mereka hingga yaumil akhir nanti..keluarga  besarku yang tak bisa ku sebut satu persatu #cekile gaya kayak bikin persembahan skripsi aja# sahabat-sahabatku dan tentunya siswa-siswiku yang sudah memberikan perhatian dan kejutan yang luar biasa... VII Khadijah-ku Alhamdulillah sekarang jadi wali kelas VII khadijah, punya anak 28 orang dengan berbagai karakter yang jelas sholeha dan baik hati serta rajin menabung hehe. pada hari itu mereka buat kejutan yang nggak mengejutkan, loh? hihi cz udah tahu bakal di kerjain dengan modal GR tingkat tinggi haha,  liat mereka ekting...

Akhwat yang menanti

Oleh : Azimah Rahayu. “Dua puluh satu kali, Mbak?”  mataku membulat. Takjub. Aku merentangkan kesepuluh jari tangan sambil melihat ke bawah ke arah telapak kaki yang terbungkus sepatu. 21! Bahkan seluruh jemari tangan dan kakiku pun tak cukup buat menghitungnya. “Itu selama berapa tahun, Mbak?” Aku bertanya lebih lanjut. “Hhmm, kurang lebih tujuh tahun terakhir!” sambutnya gi, ringan saja. Tak tampak pada raut wajahnya yang sudah mulai dihiasi kerut halus kesan malu, tertekan taupun stress. Wajah itu damai. Wajah itu tenang. Tak menyembunyikan luka apalagi derita. “Mbak… ehmm, maaf, tidak patah arang… sekian kali gagal?” Takut takut aku kembali bertanya dengan nada irih. Khawatir menyinggung perasaannya. Dia hanya kembali tersenyum. Tapi kali ini lebih lebar. Sumringah. Dia mengibaskan tangan, sebagai jawaban bahwa dia tak trauma dengan masalah itu. “Kalau sedih, kecewa, terluka… pasti pernah lah ada saat-saat seperti itu. Trauma…. sebenarnya pernah juga. Ny...