Bismillah...
Selalu ada
harap & usaha hari ini jauh lebih baik dari hari kemarin
Ntah mengapa aku begitu tak
terkendali ketika berhadapan dengan notebook dan kroni-kroninya, tangan seperti
menari diatas keyboard untuk memencet huruf-huruf yang terserak menjadi sebuah
kata dan seterus nya menjadi kalimat dan paragrap-paragrap kehidupan. Meski aku
bukan seorang penulis, namun aku begitu risau jika tidak menyalurkan ide-ide di
kepalaku yang timbul secara sendirinya tanpa diminta. Bahkan aku mengatakannya
ini adalah sebuah terapi, ya trapi menghilangkan stress dan kesuntukan.
Memang beberapa tulisanku pernah HAMPIR saja
nangkring ke dapur kepenulisan yang berakhir dengan mundur teratur, namun aku
selalu optimis ini bukan sebuah KEGAGALAN. Karena ku akui menulis bukan hanya
sekedar ecek-ecek alias hanya untuk tujuan tertentu. Selain hobi, ada misi
khusus yang tersimpan. Karena hidup di zaman yang penuh dengan kerusakan ini
tidak mudah. Sementara para penyeru kebenaran semakin sedikit saja. Apa
kontribusi kita? Ketika kemaksiatan terjadi didepan mata, namun orang-orang
merasa asing dengan keislamannya sementara mereka tak merasa asing dengan
maksiat, na’udzubillah...
Apapun misinya aku berharap semoga tulisan-tulisan
ini bisa menjadi tulisan kebaikan yang menyerukan kebenaran kepada diriku
sendri atau siapapun yang mau membacanya sebagai sebuah bentuk penguatan kepada
kita agar selalu kokoh berada di jalan kebenaran meski sebesar apapun gelombang
ujian menerpa.
Ngomong-ngomong tentang
kegagalan, aku rasa itu sebuah kata yang amat menyakitkan dan cukup buat sesak
nafas. Karena pada hakikatnya tak ada manusia yang ingin gagal dalam hidupnya.
Namun jangan khawatir kawan ketika KEGAGALAN itu sedang menghampiri kita
sekarang, karena sebenarnya dibalik kegagalan itu ada kesuksesan yang
tersembunyi. Bukan hanya kita ternyata, orang-orang terdahulu pun telah jauh
lebih dulu merasakan KEGAGALAN yang akhirnya kegagalan itu sendiri yang
melejitkan potensi kesuksesannya.
Lagi-lagi kita harus belajar
banyak dengan membaca kisah-kisah para pendahulu kita, namanya Amar bin Qanbar
Abu Bisyr seorang tokoh sastra arab yang terkenal sebagai imamnya para ahli
nahwu. Kesuksesannya itu bukanlah diraih dengan cara instan karena kemahirannya
dalam ilmu nahwu justru dipicu oleh berulang kali kegagalan saat berdebat
tentang bahasa arab kepada gurunya dan ulama di zamannya. Ini salah satu contoh
Kegagalan yang melahirkan kesuksesan.
Hidup ini luas dan ada banyak
jalan terhampar sebagai peluang. Artinya bila satu peluang tidak berhasil kita
peroleh, hidup masih banyak menyediakan
peluang dan kesempatan lain yang mungkin kita peroleh. Kita mungkin saja tidak
memeiliki potensi tertentu dalam hidup mungkin pula tertutup menjadi sesuatu
yang kita inginkan. Namun tak menutup kemungkinan mungkin kita berhasil
diberbagai hal.
Bahkan umumnya keberhasilan
diperoleh justru karena adanya keterbatasan,
kesulitan dan kegagalan. Seluruh
hidup orang-orang sholeh, para penemu, dan para ulama melalui banyak kegagalan
yang kemudian berhasil dilalui. Bahkan bila dibandingkan kesulitan yang mereka
lalui jauh lebih rumit dari apa yang kita rasakan.
Jadi tidak perlu terlalu lama
berhenti apalagi mundur dan tak berupaya untuk maju kembali ketika kegagalan
sedang menyapa kita. Kemenangan dakwah rosulullah pun
tak lepas dari kesulitan dan kegagalan. Bagaimana ketika rosulullah berhasil
mendakwahi para petinggi –petinggi qurays yang selalu menghambat penyebaran
islam. Namun rosulullah gagal mengajak pamannya Abu Thalib yang sekian lama
membela beliau tapi rosulullah tak menjadi lemah. Bahkan selama 13 tahun selama
fase dakwah makkah rosulullah tak pernah berhenti menyebarkan islam.
Sobat, dibalik kegagalan
sebenarnya kita sudah sudah menemukan beberapa kesuksesan. Hanya saja kita
lebih sering melihat hasil dan jarang melihat proses. Padahal tak akan pernah
kita mencapai sebuah hasil tanpa melalui proses. Rosulullah kerap menemukan
kegagalan. Tetapi beliau begitu memahami makna yang tersirat dalam surat
Al-Mulk ayat 2:
“Yang menjadikan mati dan hidup,
supaya DIA menguji kamu siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia
maha perkasa lagi maha pengampun.”
Hidup yang sebentar ini, harus
benar-benar hidup. Harus tetap bergerak tidak diam dan tidak mati. Hidup yang
sebenarnya ada pada proses ketika kita menggunakannya diatas Al-Haq. Hidup bisa
dikatakan mati bila ditempuh dalam kebathilan meski kita bergerak dinamis. Ada
manusia yang hidup tapi sesungguhnya dia mati. Indikator hidup dan mati
sesungguhnya ada pada proses kita menjalani hidup, apakah berada diatas
kebenaran atau kebathilan?
Kesimpulannya semua orang berpotensi untuk sukses!
Bersemangatlah kawan, orang sukses tu bukan dinilai dari keberhasilan yang dia miliki, namun dari proses jatuh dan bangunnya ketika ia gagal.
Seperti layang-layang yang bisa terbang karena melawan angin, bukan mengikuti arus angin.
Keep Fight! ^_^
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan koment :D