Engkau berkata kepada penuci: “Silakan masuk…!”. Setelah kecurian, barulah engkau sadar, kemudian engaku berteriak: “Tolong…Tolong… aku kecurian!” Asy Syaikh Ali Ath Thanthawi)
saya kira Syaikh ‘Ali Ath Thanthawi tidak berlebihan ketika menasehatkan kalimat kias ini kepada puteri tercintanya dalam buku Kepada Putra-putriku. Dunia tak pernah mencibir lelaki yang kehilangan keperjakaan. Sangat berbeda perlakuannya kepada wanita yang kehilangan mahkota kehormatan.
Ungkapan Syaikh ‘Ali juga menyiratkan bahwa tak hanya lelaki berperan dalam mushibah yang menimpa kaum perempuan-sebenarnya sih menimpa keduanya kalu tak mau bertaubat. Semua berperan di sana, karena ada batasan-batasan Alloh yang coba diperlonggar, ada aturan aturan Alloh yang coba dilanggar.
Alloh Maha Mengetahui nilai fithrah manusia, lalu Ia turunkan berbagai kaidah untuk menuntun mereka melalui lisan RasulNya yang mulia. Sadarkah kalian bahwa nilai-nilai agung itu semakin dikikis atas nama kemajuan? Padahal kejujuran nurani dan kebningan hati hanya menyaksikan kebiadaban di seantero jagad. Ataukah memang masyarakat sudah begitu permisif sehingga mereka hanya tinggal diam melihat berbagai kerusakan dan kehancuran? Ah, rasanya tak pantas membuka dan membicarakan aib zaman. Tetapi Islam tak pernah malu untuk memberikan arahan kebenaran, dan ia tak pernah takut akan celaan orang yang mencela. Laa haula wa laa quwwata illa billaah…
Simpan Itu, untuk yang Halal Bagimu“
Telah tertulis atas anak Adam nasibnya dari zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tidak bisa tidak. Maka kedua mata, zinanya adalah memandang. Kedua telinga, zinanya berupa menyimakdengarkan. Lisan, zinanya berkata. Tangan, zinanya menyentuh. Kaki, zinanya berjalan. Dan zinannya hati adalah ingin dan angan-angan. Maka akan dibenerakan hal ini oleh kemaluan, atau didustakannya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah).
Di tempat ini, kembali kita mengingat hadits tentang zinanya masing-masing anggota badan. Kedua mata zinanya memandang, kedua telinga mendengarkan, lisan, tangan, kaki, dan seterusnya. Ada konsumsi dari masing-masing pintu yang dapat memicu zina itu. Tentu kita berharap pada Alloh untuk menghindarkan kita dari hal ini selamanya. Kalu yang kau tebar adalah riasan dan pesona, sementara aku belum berhak atasnya, maka kuharap itu bukan untukku. Ya, suguhan indara pemicu zina itu, kuharap bukan untukku, bahkan kuharap tak pernah ada pada dirimu.
Satu: Bantu Aku Menjaga Mataku
Tinggalkan masa lalu, ukhti. Ini saatnya kita berpikir jernih: menunda berhias samapi ia menjadi berpahala. Adalah konyol, berhias untuk orang yang belum pasti menjadi suami atau isteri, sementara di dalamnya kita melanggar larangn Alloh dan mengundang murkanya dengan make up perilaku jahiliah. Dengarlah Alloh sendiri yangmengajakmu bicara:
“…Dan janganlah kalian berhias dan bertingkahlaku seperti orang-orang jahiliah dahulu…(Al Ahzab 33)
Mata adalah jendelahati dan kurir zina. Betapa banyak bencana akibat mata tak terjaga. Dan betapa cerdas si Iblis, yang menyediakan banyak alternative untuk mengisi retina hati dengan pandangan memabukkan berupa cara berhias dan bertingkah laku jahili. Menatap perilaku dan kelincahan memang menbahagiakan. Melihat engaku berhias cantik, pasti membuat aku tertarik. Memandangmu…, walau selalu.., kata seorang penyanyi, tak ada pernah tumbuh jemu di hatiku. Astaghfirulloh, seharusnya kebahagiaan, ketertarikan, dan ketidak jemuan tiu tak perlu hadir jika ia menghadirkan nyala neraka di pelupuk. Engaku lebih tahu bagaimana menjaga dirimu dari mataku. Bantu aku menjaga mata ini, agar kita semua selamta sampai akhir nanti. Bantu aku, Bantu aku menjaga mata ini…
Dua: Bantu Aku Menghindari Kebisingan Syahwat
Yang kedua, ingatlah bahwa telingaku bias jadi adalah gua yang nyaman bagi syaithan. Di sana ada gendering syahwat yang dengan mudah bias ditabuh dan diperdengarkan. Lengkingan bisikan dahsyat ini bias merensonansi syaraf-syaraf syahwati.
“…Dan jagnanlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan…” (An Nur 31)
Tahukah engkau bahwa imajinasi kaum lelaki begitu tinggi? (Ahh… jadi malu!). betapa ia bias menelusur dengan detail bayangan atas apa yang ia dengar. Adalah percuma menyembunyikan sesuatu dari seorang lelaki, kalau suaranya masih bias ditangkap dengan baik oleh telinga. Tak hanya berkait dengan perhiasan yang berbunyi, tetapi suaramu adalah denting-denting frekuensi yang bias menerbitkan gejolak hati.
“…Maka janganlah kalian tunduk dalam berbicara, sehingga berkeinginanlah orang ada penyakit di dalam hatinya. Dan ucapkanalah perkataan yang ma’ruf.” (Al Ahzab 32)
Aku tak pernah ingin mengatakan dalam hatiku ada penyakit. Tetapi datangnya sakit kadang tak dikehendaki. Jangan kau katakana, “Ah itu kan tergantung orangnya. Kalu orangnya ngeres sih apa saja juga bias bikin nafsu!” jangan kau katakana itu. Bukankah kau tahu, meski laki-laki tampak alim dan suci, ada syaithan super ngeres yang bias hinggap di manapun ia suka. Bantu aku, agar syaithan ngeres itu tahu, kita takkan pernah bias ia jerumuskan! Selamanya!
Tiga: Bantu Aku Menjaga Indara Pembau
Yang ketiga, jangan lupakan hidung. Sebenarnya aku tak tega menyampaikan hadits vonis ini padamu. Tetapi kecintaanku pada Alloh dan Rasul yang telah memberikan aturan indah ini jauh lebih besar. Ya, hadits ini bukan memvonismu, tetapi memvonis mereka, wanita-wantia yang suka berparfum ria.
“Wanita mana saja yang memakai haruman kemudian keluar dan lewat di muka orang banyak agar mereka mendapati baunya, maka dia adalah pezina..” (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)
Ilmu kesehatan masa kini pun jelas menyebutkan, bahwa ada sebuah indra pemicu ketertarikan terhadap lawan jenis yang letaknya di hidung. Sekali lagi, imajinasi lelaki adalah tinggi. Jangan tanya, mana yang lebih tajam. Penciumannya terhadap aroma syhwati, laki-laki yangdikuasai syaithan ataukah anjing pemburunya.
Empat: Kulitku Sangat Peka
Yang keempat, kulit adalah tempat indara perasa. Jika tak dijaga, banyak rasa yang akan hinggap kemudian meninggalkan kesan di sana. Rasa yang bisa menerbangkan kesucian diri dan menanggalakan pakaian malu.. hingga yang tersisa tak lebih baik daripada tusukan jarum besi menyala di kepala.
”Sungguh, jika kepala salah seorang dari kalian dicerca denganjarum besi menyala, adalah masih lebih baik daripada menyentuh perempuan yang tiada hala baginya.” (HR Ath Thabrani dan Al Baihaqi)
Apakah kenangan persentuhan kulit mudah dilupakan? Kalau jawabannya tidak, kita jadi tahu betapa berbahayanya ia dalam rentang waktu ke depan terhadap angan dan pikiran. Tetapi kalau jawabannya ya, pasti si penjawab ini sudah sering melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar sentuhan hingga kulitnya tak lagi peka. Bantu aku, agar jarum besi menyala itu tak pernah hadir dalam kehidupan kita, sejak detik ini sampai nanti ketika kita divonis di pengadilan Alloh Yang Maha Tinggi.
biarkan indah pada waktunya ukhti, Allah tahu yang terbaik untuk kita..
genggam dan gigit hidayah itu dengan gerahammu jangan sampai lepas, meski kau harus berdarah-darah mempertahankannya, yakinlah janji Allah bagi hambanya yang menjaga diri..akan manis pada akhirnya.
by: mb jul
Nb: kepada murobbiyahku syukron tlah mengingatkan dan mengajariku banyak hal, hidayah..meski tak semudah membalikkan telapak tangan untuk mempertahankannya, tapi aku akan sellu berusaha..amin amin ya robb.
saya kira Syaikh ‘Ali Ath Thanthawi tidak berlebihan ketika menasehatkan kalimat kias ini kepada puteri tercintanya dalam buku Kepada Putra-putriku. Dunia tak pernah mencibir lelaki yang kehilangan keperjakaan. Sangat berbeda perlakuannya kepada wanita yang kehilangan mahkota kehormatan.
Ungkapan Syaikh ‘Ali juga menyiratkan bahwa tak hanya lelaki berperan dalam mushibah yang menimpa kaum perempuan-sebenarnya sih menimpa keduanya kalu tak mau bertaubat. Semua berperan di sana, karena ada batasan-batasan Alloh yang coba diperlonggar, ada aturan aturan Alloh yang coba dilanggar.
Alloh Maha Mengetahui nilai fithrah manusia, lalu Ia turunkan berbagai kaidah untuk menuntun mereka melalui lisan RasulNya yang mulia. Sadarkah kalian bahwa nilai-nilai agung itu semakin dikikis atas nama kemajuan? Padahal kejujuran nurani dan kebningan hati hanya menyaksikan kebiadaban di seantero jagad. Ataukah memang masyarakat sudah begitu permisif sehingga mereka hanya tinggal diam melihat berbagai kerusakan dan kehancuran? Ah, rasanya tak pantas membuka dan membicarakan aib zaman. Tetapi Islam tak pernah malu untuk memberikan arahan kebenaran, dan ia tak pernah takut akan celaan orang yang mencela. Laa haula wa laa quwwata illa billaah…
Simpan Itu, untuk yang Halal Bagimu“
Telah tertulis atas anak Adam nasibnya dari zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tidak bisa tidak. Maka kedua mata, zinanya adalah memandang. Kedua telinga, zinanya berupa menyimakdengarkan. Lisan, zinanya berkata. Tangan, zinanya menyentuh. Kaki, zinanya berjalan. Dan zinannya hati adalah ingin dan angan-angan. Maka akan dibenerakan hal ini oleh kemaluan, atau didustakannya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah).
Di tempat ini, kembali kita mengingat hadits tentang zinanya masing-masing anggota badan. Kedua mata zinanya memandang, kedua telinga mendengarkan, lisan, tangan, kaki, dan seterusnya. Ada konsumsi dari masing-masing pintu yang dapat memicu zina itu. Tentu kita berharap pada Alloh untuk menghindarkan kita dari hal ini selamanya. Kalu yang kau tebar adalah riasan dan pesona, sementara aku belum berhak atasnya, maka kuharap itu bukan untukku. Ya, suguhan indara pemicu zina itu, kuharap bukan untukku, bahkan kuharap tak pernah ada pada dirimu.
Satu: Bantu Aku Menjaga Mataku
Tinggalkan masa lalu, ukhti. Ini saatnya kita berpikir jernih: menunda berhias samapi ia menjadi berpahala. Adalah konyol, berhias untuk orang yang belum pasti menjadi suami atau isteri, sementara di dalamnya kita melanggar larangn Alloh dan mengundang murkanya dengan make up perilaku jahiliah. Dengarlah Alloh sendiri yangmengajakmu bicara:
“…Dan janganlah kalian berhias dan bertingkahlaku seperti orang-orang jahiliah dahulu…(Al Ahzab 33)
Mata adalah jendelahati dan kurir zina. Betapa banyak bencana akibat mata tak terjaga. Dan betapa cerdas si Iblis, yang menyediakan banyak alternative untuk mengisi retina hati dengan pandangan memabukkan berupa cara berhias dan bertingkah laku jahili. Menatap perilaku dan kelincahan memang menbahagiakan. Melihat engaku berhias cantik, pasti membuat aku tertarik. Memandangmu…, walau selalu.., kata seorang penyanyi, tak ada pernah tumbuh jemu di hatiku. Astaghfirulloh, seharusnya kebahagiaan, ketertarikan, dan ketidak jemuan tiu tak perlu hadir jika ia menghadirkan nyala neraka di pelupuk. Engaku lebih tahu bagaimana menjaga dirimu dari mataku. Bantu aku menjaga mata ini, agar kita semua selamta sampai akhir nanti. Bantu aku, Bantu aku menjaga mata ini…
Dua: Bantu Aku Menghindari Kebisingan Syahwat
Yang kedua, ingatlah bahwa telingaku bias jadi adalah gua yang nyaman bagi syaithan. Di sana ada gendering syahwat yang dengan mudah bias ditabuh dan diperdengarkan. Lengkingan bisikan dahsyat ini bias merensonansi syaraf-syaraf syahwati.
“…Dan jagnanlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan…” (An Nur 31)
Tahukah engkau bahwa imajinasi kaum lelaki begitu tinggi? (Ahh… jadi malu!). betapa ia bias menelusur dengan detail bayangan atas apa yang ia dengar. Adalah percuma menyembunyikan sesuatu dari seorang lelaki, kalau suaranya masih bias ditangkap dengan baik oleh telinga. Tak hanya berkait dengan perhiasan yang berbunyi, tetapi suaramu adalah denting-denting frekuensi yang bias menerbitkan gejolak hati.
“…Maka janganlah kalian tunduk dalam berbicara, sehingga berkeinginanlah orang ada penyakit di dalam hatinya. Dan ucapkanalah perkataan yang ma’ruf.” (Al Ahzab 32)
Aku tak pernah ingin mengatakan dalam hatiku ada penyakit. Tetapi datangnya sakit kadang tak dikehendaki. Jangan kau katakana, “Ah itu kan tergantung orangnya. Kalu orangnya ngeres sih apa saja juga bias bikin nafsu!” jangan kau katakana itu. Bukankah kau tahu, meski laki-laki tampak alim dan suci, ada syaithan super ngeres yang bias hinggap di manapun ia suka. Bantu aku, agar syaithan ngeres itu tahu, kita takkan pernah bias ia jerumuskan! Selamanya!
Tiga: Bantu Aku Menjaga Indara Pembau
Yang ketiga, jangan lupakan hidung. Sebenarnya aku tak tega menyampaikan hadits vonis ini padamu. Tetapi kecintaanku pada Alloh dan Rasul yang telah memberikan aturan indah ini jauh lebih besar. Ya, hadits ini bukan memvonismu, tetapi memvonis mereka, wanita-wantia yang suka berparfum ria.
“Wanita mana saja yang memakai haruman kemudian keluar dan lewat di muka orang banyak agar mereka mendapati baunya, maka dia adalah pezina..” (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)
Ilmu kesehatan masa kini pun jelas menyebutkan, bahwa ada sebuah indra pemicu ketertarikan terhadap lawan jenis yang letaknya di hidung. Sekali lagi, imajinasi lelaki adalah tinggi. Jangan tanya, mana yang lebih tajam. Penciumannya terhadap aroma syhwati, laki-laki yangdikuasai syaithan ataukah anjing pemburunya.
Empat: Kulitku Sangat Peka
Yang keempat, kulit adalah tempat indara perasa. Jika tak dijaga, banyak rasa yang akan hinggap kemudian meninggalkan kesan di sana. Rasa yang bisa menerbangkan kesucian diri dan menanggalakan pakaian malu.. hingga yang tersisa tak lebih baik daripada tusukan jarum besi menyala di kepala.
”Sungguh, jika kepala salah seorang dari kalian dicerca denganjarum besi menyala, adalah masih lebih baik daripada menyentuh perempuan yang tiada hala baginya.” (HR Ath Thabrani dan Al Baihaqi)
Apakah kenangan persentuhan kulit mudah dilupakan? Kalau jawabannya tidak, kita jadi tahu betapa berbahayanya ia dalam rentang waktu ke depan terhadap angan dan pikiran. Tetapi kalau jawabannya ya, pasti si penjawab ini sudah sering melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar sentuhan hingga kulitnya tak lagi peka. Bantu aku, agar jarum besi menyala itu tak pernah hadir dalam kehidupan kita, sejak detik ini sampai nanti ketika kita divonis di pengadilan Alloh Yang Maha Tinggi.
biarkan indah pada waktunya ukhti, Allah tahu yang terbaik untuk kita..
genggam dan gigit hidayah itu dengan gerahammu jangan sampai lepas, meski kau harus berdarah-darah mempertahankannya, yakinlah janji Allah bagi hambanya yang menjaga diri..akan manis pada akhirnya.
by: mb jul
Nb: kepada murobbiyahku syukron tlah mengingatkan dan mengajariku banyak hal, hidayah..meski tak semudah membalikkan telapak tangan untuk mempertahankannya, tapi aku akan sellu berusaha..amin amin ya robb.
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan koment :D