Syahid kecil, Mu’taz Nafidz Husein Al-Syarafi dilahirkan di kota Gaza tanggal 02 Oktober 1993. Dibesarkan oleh keluarga mulia yang dikenal dengan pengabdiannya kepada bangsa dan taat beragama. Sebuah keluarga Palestin yang diusir keluar oleh pihak penjajah Israel tahun 1948 seperti keluarga Palestin lainnya keluar dari tanah kelahirannya di daerah Harbea.
Keluarga Mu’taz, syahid kecil ini, terdiri daripada ibu, Dr. Su’ad Audah dan empat saudara.Ayahnya meninggal dunia pada tahun 1997, dan Mu’taz adalah anak yang ketiga.
Ketika syahid, ia duduk di kelas enam Sekolah Dasar Abu Husein. Ia sering mengatasi pelajar lain di dalam kelasnya, dikenal akan keberaniannya dan kecerdasannya yang cemerlang. Mu’taz kecil sudah dibina sejak kecil untuk mengikuti shalat berjama’ah di masjid, terutama shalat fajar (subuh). Maka ia tergolong sebagai jama’ah tetap di masjid Khalid bin Walid.
Cintanya Kepada Jihad dan Syahid
Syahid kecil kita ini, Mu’taz, dikenal orang kerana keberaniannya dan pantang mundur. Ketika mendengar berita orang gugur syahid atau mendengar aksi pembantaian yang dilakukan penjajah Israel, sering ia mengomentari dengan mengatakan:”Saya akan membalas darah para syuhada’ dan aku mahu mati sebagai syahid.”
Sehari sebelum ia terluka, yang menyebabkan kesyahidannya, bersama teman-teman sepermainannya di kampung, dan ini kebiasaan anak-anak Palestin, memperagakan jenazah syahid. Ketika itu, Mu’taz memainkan peranan sebagai seorang syahid yang terluka tembak di bahagian kepalanya. Hari berikutnya, cita-citanya itu terbukti dan ia terluka berat di bahagian kepala saat serangan rambang askar Israel ke kenderaan milik mujahidin Saraya Al-Quds.
Hari Kesyahidannya
Malam hari, Sabtu, 8 Muharram 1425H, atau bertepatan dengan tanggal 28/02/2004, Mu’taz saat itu bermain di laman rumahnya ketika pesawat-pesawat tempur Israel jenis F-16 menyerbu daerah al-Saftawi. Penyerbuan itu mensasarkan para pejuang Saraya Al-Quds, sayap militer Jihad Islami. Kenderaan yang dijadikan sasaran berhasil ditembak dan terbakar akibat ledakan rifal, tubuh suci para mujahidin kelihatan berserakan dimana-mana.
Saat serangan membabi-buta ini, Mu’taz terluka serius dan kemudian dilarikan ke rumah sakit yang ada di dalam wilayah Palestina. Dan pada siang hari Jumaat (14/01/1425H atau bertepatan tanggal 05/03/2004) asy syahid Mu’taz menghembuskan nafas terakhirnya sebagai syahid menyusul para pendahulunya.
Keluarga Mu’taz, syahid kecil ini, terdiri daripada ibu, Dr. Su’ad Audah dan empat saudara.Ayahnya meninggal dunia pada tahun 1997, dan Mu’taz adalah anak yang ketiga.
Ketika syahid, ia duduk di kelas enam Sekolah Dasar Abu Husein. Ia sering mengatasi pelajar lain di dalam kelasnya, dikenal akan keberaniannya dan kecerdasannya yang cemerlang. Mu’taz kecil sudah dibina sejak kecil untuk mengikuti shalat berjama’ah di masjid, terutama shalat fajar (subuh). Maka ia tergolong sebagai jama’ah tetap di masjid Khalid bin Walid.
Cintanya Kepada Jihad dan Syahid
Syahid kecil kita ini, Mu’taz, dikenal orang kerana keberaniannya dan pantang mundur. Ketika mendengar berita orang gugur syahid atau mendengar aksi pembantaian yang dilakukan penjajah Israel, sering ia mengomentari dengan mengatakan:”Saya akan membalas darah para syuhada’ dan aku mahu mati sebagai syahid.”
Sehari sebelum ia terluka, yang menyebabkan kesyahidannya, bersama teman-teman sepermainannya di kampung, dan ini kebiasaan anak-anak Palestin, memperagakan jenazah syahid. Ketika itu, Mu’taz memainkan peranan sebagai seorang syahid yang terluka tembak di bahagian kepalanya. Hari berikutnya, cita-citanya itu terbukti dan ia terluka berat di bahagian kepala saat serangan rambang askar Israel ke kenderaan milik mujahidin Saraya Al-Quds.
Hari Kesyahidannya
Malam hari, Sabtu, 8 Muharram 1425H, atau bertepatan dengan tanggal 28/02/2004, Mu’taz saat itu bermain di laman rumahnya ketika pesawat-pesawat tempur Israel jenis F-16 menyerbu daerah al-Saftawi. Penyerbuan itu mensasarkan para pejuang Saraya Al-Quds, sayap militer Jihad Islami. Kenderaan yang dijadikan sasaran berhasil ditembak dan terbakar akibat ledakan rifal, tubuh suci para mujahidin kelihatan berserakan dimana-mana.
Saat serangan membabi-buta ini, Mu’taz terluka serius dan kemudian dilarikan ke rumah sakit yang ada di dalam wilayah Palestina. Dan pada siang hari Jumaat (14/01/1425H atau bertepatan tanggal 05/03/2004) asy syahid Mu’taz menghembuskan nafas terakhirnya sebagai syahid menyusul para pendahulunya.
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan koment :D