Kapan terakhir ngirim sms atau nelpon orang tua dirumah? #terutama buat yang jauh dari keduanya#
jawabannya pasti bermacam-macam, ada yang bilang sering banget apalagi kalau lagi butuh , misalnya lagi sakit, lagi bokek, dan lagi punya masalah, ada juga yang bilang jarang karena sibuk, bahkan ada yang bilang setahun sekali itupun saat lebaran.
nah kita termasuk yang mana? yuk chek and ricek..
suatu ketika ada seorang motivator yang bertanya demikian, tiba-tiba saja lidahku terasa kelu untuk menjawabnya, ntah malu atau ngerasa bersalah karena baru nyadar kalau selama ini pernah mengabaikan keduanya. terkadang pekerjaan yang banyak membuat kita menjadi lupa meski hanya untuk say hello dan bertanya kabar dengan pesawat tepon canggih yang kita miliki. atau disaat mereka berkunjung ke tempat kita, mungkinkah kita punya banyak waktu untuk hanya sekedar ngobrol sambil memijat-mijat kakinya yang telah tua renta? sambil megamati setiap inci kaki yang dulu kokoh menopang kita tanpa kenal lelah atau kitapun disibukkan dengan pekerjaan kita yang seolah lebih penting
sungguh, perjuangan ayah dan ibu tak akan terganti oleh apapun, meski mereka tidaklah sempurna, ya karena mereka bukanlah malaikat yang tidak memiliki kekurangan. teringat lagi kisah ketaatan sang penghuni langit uwaish alqarni, bukan karena hartanya yang sedemikian banyak, bukan karena kegagahannya berperang di jalan Allah, namun dijuluki penghuni langit karena ketaatannya pada orang tua yang tua lagi renta,
beberapa waktu yang lalu kami menghadiri training motivasi yang di adakan oleh yayasan dengan TRUSCO, disaat sesi muhasabah berderai-derailah airmata ketika di ingatkan tentang keduanya, hmm jadi teringat emak dan bak dirumah tiba-tiba saja rindu untuk menelusup begitu dalam namun perih karena tertahankan,.ah andai keduanya ada di depanku saat itu mungkin tlah aku letakkan kepalaku ini di kaki mereka.
hm, surat initentu tak ingin ku abadikan dengan tintaku saja, setelah ku dapatkan dengan berderai airmata..
Surat untuk Bak dan Mak
Bak dan mak,,,
terimakasih atas semua yang kau beri padaku, maafkan aku belum bisa jadi anak yang baik, belum bisa memberi yag terbaik. mungkin selama ini yang aku beri hanya luka dan air mata, serta kekecewaan yang selalu kau curahkan padaNya di setiap sujud malammu. sungguh, andaikan aku berjalan kaki menggendongmu hingga ke makkah, itu belumlah cukup untuk membalas pengorbananm, tapi aku berusaha dengan segala kemampuanku untuk menjadi yang terbaik bagimu, melukis senyummu tak hanya di dunia namun juga di akhirat, karena ku ingin kita bersama lagi nanti disana.
ridhoilah anakmu, sega anakmu bisa menjadi yang terbaik, menjadi sahabat Qur'an, penulis yang hebat serta guru yang menginspirasi, karena kesuksesanmu hari ini berkat do'a-do'amu.
ku tekan tombol send di handponeku dan membiarkan sinyal-sinyal tersebut menyampaikan pesan kerinduan kepada orang yang begtu spesial itu. ya, meski tak ada jawaban dan tak tahu bagaimana responnya setidaknya aku sudah mencurahkan semua yang belum tersampaikan.
beberapa minggu kemudian...
disaat aku sibuk dengan rutintias harianku, tiba-tiba handpone bergetar dari saku bajuku, hmm kubaca kata demi kata yang tertulis tanpasedikitpun tertinggal,
surat untuk anak
bak dan mak mohon maaf, seandainya bak dan mak bukan orang tua yang terbaik untuk kalian. terutama bak dan mak tela gagal mendidik kalian menjadi anak yang sholeh/ha, namun bak dan mak selepas maghrib dasubuh selalu berdo'a semoga kalian dapat taufiq dan hidayah unuk beljar sendiri guna tercapai keselamatan dunia dan akhirat aamiin.
nasehat lukman kepada anaknya " hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu sesugguhnya yang demikian itu termasuk diwajibkan oleh Allah SWT (Lukman 17)
uhhff, yup, pesan itu tak lain dari ayahku, orang yan mencintaiku tanpa syarat. tiba-tiba saja airmataku menetes tanpa di perintah, hmm ayah dan ibu, memang bukan manusia yang sempurna, namun kekurangan merekalah justru membuat mereka sempurna dan hebat di mataku, tentu tanpa mereka tak adalah diri ini di muka bumi. selalu kudoakan ayah dan ibu, semoga sehat selalu agar kau bisa bahagia melihatku nanti, semoga menjadi anak yang sholeha itu yangbisa membahagiakan kedunya, Aamiin.
Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Nabi saw. memohon izin untuk ikut berperang. Nabi saw. bertanya: Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Orang itu menjawab: Ya. Nabi saw. bersabda: Maka kepada keduanyalah kamu berperang (dengan berbakti kepada mereka). (Shahih Muslim No.4623)
Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Nabi saw. memohon izin untuk ikut berperang. Nabi saw. bertanya: Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Orang itu menjawab: Ya. Nabi saw. bersabda: Maka kepada keduanyalah kamu berperang (dengan berbakti kepada mereka). (Shahih Muslim No.4623)
Wahai anak apakah kau mengerti
Betapa deritanya ibu yang mengandung
Aduhai anak apakah engkau tahu
Alangkah deritanya ibu melahirkanmu
Namun kelahiranmu adalah penghibur hati
Dibelai dan dimanja setiap hari
Di malam hari tidur tak berwaktu
Tapi tak mengapa kerana kau disayangi
Hari-hari sudah pun berlalu
Usiamu makin bertambah
Seorang ibu sudah semakin tua
Namun terus berkorban untuk sesuap rezeki
Agar sempurna hari depanmu
Kini kau dewasa ibumu telah pergi
Waktu yang berlalu seakan memanggil
Sudahkah kau curahkan kasih sayangmu
Apakah terbalas segala jasanya
Surga itu di bawah tapak kakinya
Hanyalah anak-anak yang sholeh
Bisa memberikan kasih sayangnya
Hanyalah anak-anak yang sholeh
Bisa mendoakan hari akhiratmu
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan koment :D