Skip to main content

LOMBA MENULIS KISAH SEJATI “MIRACLE OF LOVE IN MARRIAGE”

LOMBA MENULIS KISAH SEJATI
“MIRACLE OF LOVE IN MARRIAGE”

Mungkin Anda mengalami sendiri, atau pernah memotret sebuah pengalaman indah dari orang-orang di sekitarmu tentang indahnya sebuah kisah sejati yang melukiskan keajaiban cinta dalam sebuah pernikahan. Keajaiban yang melibatkan dua pelaku, suami dan istri, yang telah bertekad hidup bersama dalam ikatan yang diridhai-Nya.
Mari bagi kisah tersebut dalam lomba ini!

PERSYARATAN
1. Lomba terbuka untuk umum, baik yang sudah menikah maupun yang masih lajang (namun telah memasuki usia pernikahan/baligh)
2. Kisah harus inspiratif, penuh hikmah, based of true story, ditulis dengan gaya narasi/bercerita, diizinkan penambahan imajinasi secukupnya
3. Panjang naskah 4-7 halaman kertas A4, font 12, Time New Roman, margin normal
4. Naskah dilampiri dengan:
• a. Biodata lengkap, nomor rekening, dan nomor telepon/HP yang aktif
• b. Link upload foto diri bersama buku “Sayap-Sayap Sakinah” disertai dengan kutipan isi buku (boleh di Twitter, Facebook, Blog dsb.)
5. Naskah dikirim via email ke sayapsakinah@gmail.com
6. Wajib me-LIKE fanpage www.facebook.com/sayapsakinahcenter dan mem-follow akun twitterwww.twitter.com/sayapsakinah
7. Batas akhir pengiriman naskah 15 Desember 2014
8. Pengumuman pemenang 1 Januari 2015 di web www.sayapsakinah.com
9. Naskah pemenang menjadi milik panitia dan akan dimuat di buku “Sayap-Sayap Mawaddah” yang ditulis oleh Afifah Afra dan Riawani Elyta

HADIAH
Juara 1 : Uang Tunai Rp 750.000,- + Piagam + Paket Buku Indiva
Juara 2 : Uang Tunai Rp 600.000,- + Piagam + Paket Buku Indiva
Juara 3 : Uang Tunai Rp 400.000,- + Piagam + Paket Buku Indiva

Dua Pemenang Harapan, masing-masing uang tunai Rp 250.000 + Piagam + Paket Buku Indiva

Comments

Popular posts from this blog

ID Card Pesantren Kilat

assalamu'alaikum sobat, lagi-lagi ane dititahkan untuk ngedesain Id card buat pesantren kilat..#cieh kayak kerajaan# it's okay cz masalah ngedesain tu hobi ane tu meski yaaa...aca kadul kesannya nggak bagus2 amat, hehe masih mending lah daripada nggak ada sama sekali. ini dia, eng tereeeenggg.. setelah diedit disana-sini waktu diprint huahhh..lumayan buram! ahehe tapi karena mo dipake besok ya sudah mau tidak mau akhirnya ini di print juga.. hmm ya segitu dulu ceritanya.. Met menunaikan ibadah puasa sobat semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemaren :D AMIN...

YANG KE-26 (kejutan pertama dari khadijah)

Hari berganti begitu cepat ya, nggak kerasa usia udah semakin tua aja, tak bisa dipungkiri! namun harus selalu bersyukur atas segenap usia yang telah Allah karuniakan kepadaku, setiap tarikan nafas dan udara yang Allah kasih dg cuma-cuma, orang-orang disekitarku yang begitu perhatian, mak dan bakku atas cinta yang tak pernah mereka ungkapkan, namun aku meraasaknnya dan berharap bisa membahagiakan mereka hingga yaumil akhir nanti..keluarga  besarku yang tak bisa ku sebut satu persatu #cekile gaya kayak bikin persembahan skripsi aja# sahabat-sahabatku dan tentunya siswa-siswiku yang sudah memberikan perhatian dan kejutan yang luar biasa... VII Khadijah-ku Alhamdulillah sekarang jadi wali kelas VII khadijah, punya anak 28 orang dengan berbagai karakter yang jelas sholeha dan baik hati serta rajin menabung hehe. pada hari itu mereka buat kejutan yang nggak mengejutkan, loh? hihi cz udah tahu bakal di kerjain dengan modal GR tingkat tinggi haha,  liat mereka ekting...

Akhwat yang menanti

Oleh : Azimah Rahayu. “Dua puluh satu kali, Mbak?”  mataku membulat. Takjub. Aku merentangkan kesepuluh jari tangan sambil melihat ke bawah ke arah telapak kaki yang terbungkus sepatu. 21! Bahkan seluruh jemari tangan dan kakiku pun tak cukup buat menghitungnya. “Itu selama berapa tahun, Mbak?” Aku bertanya lebih lanjut. “Hhmm, kurang lebih tujuh tahun terakhir!” sambutnya gi, ringan saja. Tak tampak pada raut wajahnya yang sudah mulai dihiasi kerut halus kesan malu, tertekan taupun stress. Wajah itu damai. Wajah itu tenang. Tak menyembunyikan luka apalagi derita. “Mbak… ehmm, maaf, tidak patah arang… sekian kali gagal?” Takut takut aku kembali bertanya dengan nada irih. Khawatir menyinggung perasaannya. Dia hanya kembali tersenyum. Tapi kali ini lebih lebar. Sumringah. Dia mengibaskan tangan, sebagai jawaban bahwa dia tak trauma dengan masalah itu. “Kalau sedih, kecewa, terluka… pasti pernah lah ada saat-saat seperti itu. Trauma…. sebenarnya pernah juga. Ny...