Skip to main content

Sayembara Menulis penerbit Wahyu Qolbu

Pernah nggak sih ngerasa sakiiit bingit akibat putus cinta? Di-PHP-in pacar? Status digantung kaya jemuran, dibohongin, dikhianati, atau ditikung ama sahabat sendiri? Sampe-sampe kamu ngerasa, “SAKITNYA TUH DI SINI..!” 
Naaah, kalo emang pernah, ini ada pelampiasannya…
Sayembara menulis,“KAMU JAHAT, SAKITNYA TUH DI SINI…”
(Kerja bareng bareng antara FP Wahyu Qolbu dan tulisan cinta)
Tuliskan pengalamanmu itu agar menjadi cerita yang SERU, DALEM BANGET, atau KONYOL bin KOPLAK. Jangan lupa, di bagian akhir cerita, kamu WAJIB kasih kiat agar bisa MOVE ON. Jadi, tetap ada HIKMAH POSITIF yang bisa kamu SHARE ke banyak orang, yeee...


Ketentuan:

1. Naskah ditulis berdasarkan kisah nyata, pengalaman pribadi, atau boleh juga pengalaman orang lain.
2. Di bagian akhir kisah wajib disertakan kiat MOVE ON, PESAN MORAL, atau HIKMAH
3. Tulis naskahmu di kertas A4; Times New Roman 12 pt; spasi 1,5; margin normal, antara 3—5 halaman.
4. Kisah tidak bermuatan SARA, pornografi, belum pernah dipublish, dan asli karya penulis.
5. Peserta wajib klik ‘suka’ pada FanPage Wahyu Qolbu dan tulisan cinta
6. Kirim naskahmu ke e-mail sayembara.wahyuqolbu@gmail.com dalam bentuk lampiran word dengan Subjek: KAMU_NamaPeserta.
7. Sertakan biodata diri: nama pena, nama asli, alamat lengkap, email, no HP, dan sosmedmu di bagian bawah naskah.
8. Hadiah:
a. 15 naskah terpilih akan diterbitkan menjadi buku dan beredar ke toko-toko buku besar seluruh Indonesia.
b. Pemenang akan mendapatkan buku, goodybag, kaos merchandise, dan sertifikat.

Segala pertanyaan, langsung inbox Penerbit Wahyu Qolbu atau mention ke twitter @WahyuQolbu

BATAS PENGIRIMAN NASKAH SAMPAI 7 November 2014, PUKUL 23.00 WIB.
INFO UPDATE BISA DILIHAT DI:
FANPAGE WAHYU QOLBU, GRUP PENERBIT WAHYU QOLBU, DAN TULISAN CINTA

Fanpage:
--Wahyu Qolbu: https://www.facebook.com/pages/Wahyu-Qolbu/665771616796253?hc_location=timeline
--tulisan cinta: https://www.facebook.com/tulisancinta?hc_location=timeline
 

Comments

Popular posts from this blog

ID Card Pesantren Kilat

assalamu'alaikum sobat, lagi-lagi ane dititahkan untuk ngedesain Id card buat pesantren kilat..#cieh kayak kerajaan# it's okay cz masalah ngedesain tu hobi ane tu meski yaaa...aca kadul kesannya nggak bagus2 amat, hehe masih mending lah daripada nggak ada sama sekali. ini dia, eng tereeeenggg.. setelah diedit disana-sini waktu diprint huahhh..lumayan buram! ahehe tapi karena mo dipake besok ya sudah mau tidak mau akhirnya ini di print juga.. hmm ya segitu dulu ceritanya.. Met menunaikan ibadah puasa sobat semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemaren :D AMIN...

YANG KE-26 (kejutan pertama dari khadijah)

Hari berganti begitu cepat ya, nggak kerasa usia udah semakin tua aja, tak bisa dipungkiri! namun harus selalu bersyukur atas segenap usia yang telah Allah karuniakan kepadaku, setiap tarikan nafas dan udara yang Allah kasih dg cuma-cuma, orang-orang disekitarku yang begitu perhatian, mak dan bakku atas cinta yang tak pernah mereka ungkapkan, namun aku meraasaknnya dan berharap bisa membahagiakan mereka hingga yaumil akhir nanti..keluarga  besarku yang tak bisa ku sebut satu persatu #cekile gaya kayak bikin persembahan skripsi aja# sahabat-sahabatku dan tentunya siswa-siswiku yang sudah memberikan perhatian dan kejutan yang luar biasa... VII Khadijah-ku Alhamdulillah sekarang jadi wali kelas VII khadijah, punya anak 28 orang dengan berbagai karakter yang jelas sholeha dan baik hati serta rajin menabung hehe. pada hari itu mereka buat kejutan yang nggak mengejutkan, loh? hihi cz udah tahu bakal di kerjain dengan modal GR tingkat tinggi haha,  liat mereka ekting...

Akhwat yang menanti

Oleh : Azimah Rahayu. “Dua puluh satu kali, Mbak?”  mataku membulat. Takjub. Aku merentangkan kesepuluh jari tangan sambil melihat ke bawah ke arah telapak kaki yang terbungkus sepatu. 21! Bahkan seluruh jemari tangan dan kakiku pun tak cukup buat menghitungnya. “Itu selama berapa tahun, Mbak?” Aku bertanya lebih lanjut. “Hhmm, kurang lebih tujuh tahun terakhir!” sambutnya gi, ringan saja. Tak tampak pada raut wajahnya yang sudah mulai dihiasi kerut halus kesan malu, tertekan taupun stress. Wajah itu damai. Wajah itu tenang. Tak menyembunyikan luka apalagi derita. “Mbak… ehmm, maaf, tidak patah arang… sekian kali gagal?” Takut takut aku kembali bertanya dengan nada irih. Khawatir menyinggung perasaannya. Dia hanya kembali tersenyum. Tapi kali ini lebih lebar. Sumringah. Dia mengibaskan tangan, sebagai jawaban bahwa dia tak trauma dengan masalah itu. “Kalau sedih, kecewa, terluka… pasti pernah lah ada saat-saat seperti itu. Trauma…. sebenarnya pernah juga. Ny...