Skip to main content

episode 1 madinah

26 april 2015
Cuaca tidak begitu baik sehingga menyebabkan pesawat oleng kesana kesini, pramugari beberapa kali mengumumkan untuk tetap memakai sabuk pengaman demi kenyaman saat berada di pesawat, aku tak hentinya beristighfar dalam hati dan berdo'a meminta keselamatan sepanjang perjalanan, selain itu, aku juga sedikit was-was, karena ini pertama kalinya melakukan perjalanan jauh tanpa orang tua atau keluarga yang menemani..yup akhirnya ayahku tidak berangkat bersamaku kali ini, tapi sedikit lega ketika beliau menyampaikan bahwa beliau akan berangkat umroh di bulan ramadhan nanti. meskipun ragu, tapi emak, bak, keluarga tak henti memberikan support kepadaku..

9 jam menempuh perjalanan, akhirnya pesawat landing di Jeddah 1 jam sebelum maghrib..kami memasuki bandara international Jeddah yang luar biasa besar dan sederhana, sangat jauh berbeda dengan bandara soeta diJakarta, dan kamipun dituntun untuk segera ke imigrasi untuk check passport. proses ini memakan waktu yang cukup lama karena jamaah yang begitu banyak sehingga antrianpun begitu panjang. Tibalah giliran saya, akupun memberikan passportku kepada petugas disana, disitulah terjadi sedikit permasalahan dan aku hampir saja nggak bisa masuk:
sayyid: man mahromuki??(siapa mahrom mu? 
aku: sukarni ucapku menyebut nama ayahku, 
sayyid: la..la.! 
aku: ???? mengerutkan kening.. 
sayyid: #$%^&** bahasa arab yang aku nggak pah maksudnya 
aku: la a'rif ya sayyid 
sayyid: marah dan bentak2, 
aku: can you speak english? I dont undertand sir! 
sayyid: your mahrom, man? da..dang...? 
aku: da?? la a'rif, my mahrom here is najib 
sayyid: no! where your mahrom here? 
aku: yes I have.. 
sayyid: call him 
aku: oke, wait a moment..
aku mencari pamanku yang sedang sibuk mengurus jamahnya yang lain, dan aku jelaskan bahwa aku tak bisa lewat imigrasi karena mahrom yang tertulis di passport tak bisa aku sebutkan. dan akhirnya beliaupun beranjak kesana dan mengurus semuanya, sempat ngotot-ngotot-an pula, disitu aku jadi melihat perbedaan budaya antara indonesia dan arab saudi, cara bicaranya sangat keras dan sering membentak, beda dengan kita orang asia yang lebih santun dan ramah. Dan aku tahu apa masalahnya, jama'ah wanita yang belum menikah wajib ditemani oleh mahrom, nah pada saat itu pamankulah yang bertindak menjadi mahromku, tetapi kesalahan tekhnis dari pihak imigrasi karena mahrom yang tertulis di passport adalah orang lain yang tak kukenal.

tak berapa lama, alhamdulillah selesai juga urusannya dan akupun bisa melewati pintu imigrasi dengan selamat..1 ujian telah dilewati..

Sebelum berangkat maka periksalah dan bacalah dahulu passport dan kelengkapan administrasinya, jika ada kesalahan maka bisa segera diurus di indonesia agar bisa meminimalisir masalah yang bisa saja terjadi.
Azan maghrib berkumandang,  para jamaah menunaikan sholat maghrib dimushollah bandara, sambil menunggu bus yang akan membawa kami ke madinah. sebelum masuk ke bus kamipun di absen untuk mengetahui bus mana yang akan dinaiki, aku kebagian bus nomor 03, untungnya dapat kursi bagian depan pas dibelakang supir, sehingga aku bisa leluasa untuk menikmati perjalanan..bangku sebelahku masih kosong, tak berapa lama datanglah seseorang yang menggendong ibunya dan meletakkannya disamping kursiku, ibu itu sudah cukup tua dan dalam keadaan sakit, akupun memberanikan diri untuk bertanya: ibu darimana?, tanyaku. dari klaten dek, katanya dengan payah.. kuperhatikan beliau yang tak bisa bangun sendiri bahkan dari tempat duduknya, bisa saya bantu bu? nggak usah dek..

tak terasa meleleh air mataku melihatnya, luar biasa ibu ini..dalam kondisi sakitpun tak menyurutkan langkah beliau untuk beribadah.. perjalanan ini belum mulai, tapi Allah sudah berikan pelajaran yang sangat luarbiasa tentang sebuah semangat 

bus warna merah melaju dengan santai, dan tibalah disebuah pom bensin..disana sudah menanti para mutawwif yang akan membimbing ibadah umroh dari awal hingga akhir. sepanjang perjalanan para mutawwif tak berhenti ngoceh, hee maksudnya bercerita tentang sejarah kota madinah, madinah dizaman rosul, dan kisah nabi dan sahabat di kota madinah..saking asyiknya dengar mutawwif cerita tak sadar aku tertidur, mungkin karena kelelahan.. dan terbangun ketika mutawwif telah menyampaikan "Selamat datang di kota Madina al-munawwaroh" dan beliaupun memandu do'a ketika memasuki kawasan madina, jantungku semakin berdetak kencang apalagi melihat masjid Nabawi dari jarak jauh, cahaya lampu yang mengitarinya berkilau indah sehingga tak terasa kalau saat itu masih menunjukkan pukul 01.00 dini hari, yaitu pukul 04.25 waktu Indonesia. 

terharu sekali pada saat itu,tak kulewati sekejap pun pemandangan indah itu..rasanya mata tak sanggup untuk berkedip, hingga bus pun berhenti di depan salah satu hotel yang tak jauh dari masjid nabawi sekitar 100 meter dari masjid yaitu "Hotel madinah mubarok". Para jama'ah turun dengan berbagai rasa yang ada, ada yang kelelahan, ada yang lansung sujud syukur, ada yang menangis, ada yang bergembira, sedangkan aku bingung, melongok dan tak percaya sambil melihat kearah masjid yang terlihat payung2 gedenya yg selama ini hanya kulihat dari TV atau internet..masyaAllah..
ibu sam dan bapak
tepat didepan hotel madinah mubarok
Kami dikumpulkan di lobi hotel untuk mendengar pengumuman kamar mana yang akan kami tempati, ah aku terpisah dengan jamaah dari bengkulu, ya karena jelas pilihan kamarnya berbeda denganku. saat itu aku mengambil paket termurah yaitu 1 kamar berempat. tapi tak apalah, yang penting dapat kamar, yang ada dipikiranku saat itu adalah ibadah bukan tidur..:D

Akhirnya aku bertemu dengan teman sekamarku yaitu ibu sam dari medan, ibu tia dari kepulauan riau dan nenek dari kepulauan riau. senang sekali bisa mengenal mereka, aku jadi banyak pengalaman, saling bertukar budaya dari masing-masing daerah, cerita tentang perjuangan untuk menuju baitulloh ini..
nenek jimat, ibu sam, ibu hatiah
tips: Pilihlah travel yang menyediakan layanan hotel yang dekat dengan masjid, supaya memudahkan akses kita beridah tepat waktu. apalagi untuk jama'ah yang sudah diatas 50 tahun 



Comments

Popular posts from this blog

ID Card Pesantren Kilat

assalamu'alaikum sobat, lagi-lagi ane dititahkan untuk ngedesain Id card buat pesantren kilat..#cieh kayak kerajaan# it's okay cz masalah ngedesain tu hobi ane tu meski yaaa...aca kadul kesannya nggak bagus2 amat, hehe masih mending lah daripada nggak ada sama sekali. ini dia, eng tereeeenggg.. setelah diedit disana-sini waktu diprint huahhh..lumayan buram! ahehe tapi karena mo dipake besok ya sudah mau tidak mau akhirnya ini di print juga.. hmm ya segitu dulu ceritanya.. Met menunaikan ibadah puasa sobat semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemaren :D AMIN...

Training " Gurunya Manusia"

waw really amazing training,I give two thumb for that^^ hayoo siapa yang pernah diajar sama om jin atau sama nyemot? haha..yang jelas bukan ini maksudnya, gurunya manusia yaitu guru yang benar-benar memperlakukan siswanya sesuai dengan perkembangan mereka masing-masing, yang benar-benar memperlakukan siswanya sesuai dengan prinsip kemanusian bukan dengan sistem robot atau sistem paksaan. mungkin sobat semua masih ingat gimana sistem pembelajaran yang ada disekolah-sekolah kita,aha bagi adik-adik yang masih bersekolah dan sekolahnya masih menerapkan sistem robot ini tentu saja masih merasakan betapa tidak kondusifnya pembelajaran dengan sistem tersebut. harus duduk, diam dan memperhatikan guru didepan kelas, bahkan ke toilet pun harus berpikir berkali-kali cz saking takutnya sama si guru. pernah terjadi sama adik kelas ku waktu SD, ngompol didepan kelas karena takut di hukum sama guru *ckckck* ketika kita banyak bertanya dibilang cerewet, banyak gerak dibilang nakal dll. padahal t...

mujahid kecil palestina

Syahid kecil, Mu’taz Nafidz Husein Al-Syarafi dilahirkan di kota Gaza tanggal 02 Oktober 1993. Dibesarkan oleh keluarga mulia yang dikenal dengan pengabdiannya kepada bangsa dan taat beragama. Sebuah keluarga Palestin yang diusir keluar oleh pihak penjajah Israel tahun 1948 seperti keluarga Palestin lainnya keluar dari tanah kelahirannya di daerah Harbea. Keluarga Mu’taz, syahid kecil ini, terdiri daripada ibu, Dr. Su’ad Audah dan empat saudara.Ayahnya meninggal dunia pada tahun 1997, dan Mu’taz adalah anak yang ketiga. Ketika syahid, ia duduk di kelas enam Sekolah Dasar Abu Husein. Ia sering mengatasi pelajar lain di dalam kelasnya, dikenal akan keberaniannya dan kecerdasannya yang cemerlang. Mu’taz kecil sudah dibina sejak kecil untuk mengikuti shalat berjama’ah di masjid, terutama shalat fajar (subuh). Maka ia tergolong sebagai jama’ah tetap di masjid Khalid bin Walid. Cintanya Kepada Jihad dan Syahid Syahid kecil kita ini, Mu’taz, dikenal orang kerana keberaniannya dan pant...