Assalamu’alaikum sobatku yang sholeh dan sholeha…(amin)
Rasanya sudah lama sekali ya nggak berbagi dengan teman2 semua, hmm bukan berarti ane dah pengsiun dari dunia persilatan ini hehe but ada banyak hal yang lebih difokuskan,,,
tenang2 klo memang ada waktu luang lebih tentu saja dengan senang hati tulisan ane akan menghiasi layar kaca anda hiks (gayamu nduk ^_^) Berkecimpung didunia pendidikan, ada banyak hal yang ditemui ups tapi bukan harta karun haha. Terutama permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan anak didik, , .salah satunya adalah judul diatas hmmhmm..
“Ayo nak kita belajar” kata yang sangat sederhana bermakna mengajak tentu saja mengajak kepada kebaikan yaitu belajar… but kata ini sangat sulit sekali diterapkan ke anak-anak zaman sekarang. Ane dah pernah melakukan percobaan ke beberapa anak yaitu keponakan ku sendiri #maklumlah ane punya banyak keponakan yang klo dikumpulin cukup buat rumah kayak kapal pecah yang mendarat di pasar minggu, ruame!!#
Alhasil sangat sulit sekali diterapkan dan tentu saja banyak sekali alasan. “Bang besok ada PR nggak? belajar yuk” Tanya ku hati-hati kepada keponakanku yang sekolah di SDIT, yang ditanya malah diam dan nggak bergeming sambil serius memperhatikan kartun di televise # Duh jadi kayak ngomong ama tembok!!# hmm akhirnya setelah sesi iklan ane tanyakan lagi pertanyaan yang sama jawabannya malah “bentar lagi deh tunggu kartun nya abis dulu” ujarnya memelas..dan akhirnya kembali focus ke layar telivisi.
Nggak berapa lama aku perhatikan telivisi ternyata dah habiz tuh kartun hmm baru aja mau ditanya opss yang ditanya malah dah molor dan asyik dengan dunianya dipulau kapuk,,,yaya kapan belajarnya klo gini, akupun berlalu sambil menghembuskan nafas dalam..huhhh!!
Memang mengajak kepada kebenaran itu jauh lebih sulit ya, klo diajak “ Belajar yuk” atau “ sholat yuk” selaluu aja ada alasan tapi coba aja diajak “jajan yuk!”, “nonton yuk!”, “beli es krim yuk!!”huah..nggak usah terlalu banyak mukoddimah deh pasti mau2 aja tuh, ttak ada kendala! Itulah anak-anak sekarang.
Emang benar, klo multimedia telah membuat anak-anak terlalu manja dan malas untuk melakukan sesuatu. Disatu sisi emang baik untuk pengembangan diri mereka tapi disisi lain terlalu banyak dampak negative yang dapat meracuni jiwa anak-anak yang masih putih itu, hufft jadi miris ngeliat kondisi ini..
Teringat waktu ane dulu masih kecil #zaman-zaman baheula euy# setiap sore masjid dan mushollah selalu ramai dengan anak-anak TPQ yang semangat-semangatnya belajar Alqur’an dan ilmu agama, malah ada system kompetisi siapa yang khatam iqro’ lebih dulu akan ditraktir “Gulo Palu” hahaha itu nama makanan pavorit kami waktu kecil dulu, tapi jangan diremehkan malah hal tersebut malah jadi motivasi untuk belajar.
Dan biasanya malam hari nggak mesti ditanya atau dipaksa sama bapak atau ibu dulu baru belajar, tapi dah jadi kebiasaan klo habiz maghrib sudah standby diatas meja belajar dan asyik berkutat dengan PR. Rindu dengan suasana dulu..
Namun tak bisa dipungkiri, hal tersebut tentu akan terjadi terus menerus mengikuti perkembangan zaman, oleh karena itu sebagai orang tua atau pun pendidik akan sangat diharapkan kontribusinya dalam mengatasi hal ini, maaf harus saya katakan “sebagian besar kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak berawal dari barang Elektronik tersebut, seperti televisi “banyaknya tayangan yang nggak mendidik dan merusak jiwa anak-anak”, komputer atau handpone apalagi jika telah difasilitasi oleh internet. Tragis!
Sebuah PR besar bagi para pendidik dan orang tua!
So jangan pernah menyesal menjadi seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Karena sungguh mulia jasanya, sungguh tulus hatinya, dan sungguh besar manfaatnya.
Rasanya sudah lama sekali ya nggak berbagi dengan teman2 semua, hmm bukan berarti ane dah pengsiun dari dunia persilatan ini hehe but ada banyak hal yang lebih difokuskan,,,
tenang2 klo memang ada waktu luang lebih tentu saja dengan senang hati tulisan ane akan menghiasi layar kaca anda hiks (gayamu nduk ^_^) Berkecimpung didunia pendidikan, ada banyak hal yang ditemui ups tapi bukan harta karun haha. Terutama permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan anak didik, , .salah satunya adalah judul diatas hmmhmm..
“Ayo nak kita belajar” kata yang sangat sederhana bermakna mengajak tentu saja mengajak kepada kebaikan yaitu belajar… but kata ini sangat sulit sekali diterapkan ke anak-anak zaman sekarang. Ane dah pernah melakukan percobaan ke beberapa anak yaitu keponakan ku sendiri #maklumlah ane punya banyak keponakan yang klo dikumpulin cukup buat rumah kayak kapal pecah yang mendarat di pasar minggu, ruame!!#
Alhasil sangat sulit sekali diterapkan dan tentu saja banyak sekali alasan. “Bang besok ada PR nggak? belajar yuk” Tanya ku hati-hati kepada keponakanku yang sekolah di SDIT, yang ditanya malah diam dan nggak bergeming sambil serius memperhatikan kartun di televise # Duh jadi kayak ngomong ama tembok!!# hmm akhirnya setelah sesi iklan ane tanyakan lagi pertanyaan yang sama jawabannya malah “bentar lagi deh tunggu kartun nya abis dulu” ujarnya memelas..dan akhirnya kembali focus ke layar telivisi.
Nggak berapa lama aku perhatikan telivisi ternyata dah habiz tuh kartun hmm baru aja mau ditanya opss yang ditanya malah dah molor dan asyik dengan dunianya dipulau kapuk,,,yaya kapan belajarnya klo gini, akupun berlalu sambil menghembuskan nafas dalam..huhhh!!
Memang mengajak kepada kebenaran itu jauh lebih sulit ya, klo diajak “ Belajar yuk” atau “ sholat yuk” selaluu aja ada alasan tapi coba aja diajak “jajan yuk!”, “nonton yuk!”, “beli es krim yuk!!”huah..nggak usah terlalu banyak mukoddimah deh pasti mau2 aja tuh, ttak ada kendala! Itulah anak-anak sekarang.
Emang benar, klo multimedia telah membuat anak-anak terlalu manja dan malas untuk melakukan sesuatu. Disatu sisi emang baik untuk pengembangan diri mereka tapi disisi lain terlalu banyak dampak negative yang dapat meracuni jiwa anak-anak yang masih putih itu, hufft jadi miris ngeliat kondisi ini..
Teringat waktu ane dulu masih kecil #zaman-zaman baheula euy# setiap sore masjid dan mushollah selalu ramai dengan anak-anak TPQ yang semangat-semangatnya belajar Alqur’an dan ilmu agama, malah ada system kompetisi siapa yang khatam iqro’ lebih dulu akan ditraktir “Gulo Palu” hahaha itu nama makanan pavorit kami waktu kecil dulu, tapi jangan diremehkan malah hal tersebut malah jadi motivasi untuk belajar.
Dan biasanya malam hari nggak mesti ditanya atau dipaksa sama bapak atau ibu dulu baru belajar, tapi dah jadi kebiasaan klo habiz maghrib sudah standby diatas meja belajar dan asyik berkutat dengan PR. Rindu dengan suasana dulu..
Namun tak bisa dipungkiri, hal tersebut tentu akan terjadi terus menerus mengikuti perkembangan zaman, oleh karena itu sebagai orang tua atau pun pendidik akan sangat diharapkan kontribusinya dalam mengatasi hal ini, maaf harus saya katakan “sebagian besar kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak berawal dari barang Elektronik tersebut, seperti televisi “banyaknya tayangan yang nggak mendidik dan merusak jiwa anak-anak”, komputer atau handpone apalagi jika telah difasilitasi oleh internet. Tragis!
Sebuah PR besar bagi para pendidik dan orang tua!
So jangan pernah menyesal menjadi seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Karena sungguh mulia jasanya, sungguh tulus hatinya, dan sungguh besar manfaatnya.
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan koment :D