Dakwah jahriah yaitu dakwah secara terang-terangan.
Setelah Rasulullah saw. melewati beberapa tahun dalam berdakwah secara individu dan rahasia, maka Allah menurunkan ayat: "Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik" (QS. Al Hijr: 94).
Maka pada suatu hari Rasulullah saw. berdiri di bukit Shafa memanggil penduduk Makkah dan seraya berkumpulah kelompok yang besar. Di antara mereka adalah pamannya, Abu Lahab, orang yang paling memusuhi Allah dan Rasulnya. Ketika orang-orang berkumpul, Rasulullah saw. berkata: "Apakah engkau tahu jika aku memberitahukan kepadamu bahwa di belakang gunung ini ada musuh yang mengintai kamu ataukah engkau membenarkanku? Mereka berkata: Kami tidak berjanji kepadamu selain jujur dan dapat dipercaya. Rasulullah berkata: "Sesungguhnya aku mengingatkanmu tentang azab yang dahsyat" Kemudian Rasulullah saw. pergi berdoa kepada Allah untuk mereka dan menyingkirkan apa yang mereka ada di dalamnya, seperti menyembah berhala.
Seraya Abu Lahab keluar dari kerumunan orang dan berkata: Sialan kamu Muhammad. Apakah hanya untuk ini kamu mengumpulkan kami? Maka Allah menurunkan ayat yang dibaca hingga hari kiamat: "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal" (QS. Al Lahab: 1-5).
Rasulullah saw. terus berdakwah dan mulai berterang-terangan di tempat-tempat kerumunan manusia. Beliau melaksanakan salat di Ka'bah dan menghadiri perkumpulan-perkumpulan manusia. Bahkan mendatangi orang-orang musyrik di pasar-pasar mereka untuk mengajak mereka kepada Islam. Sungguh, beliau mendapatkan penganiayaan yang tiada tara, sebagaimana penganiaayan orang-orang kafir terhadap orang-orang yang masuk Islam bersama beliau. Oleh karena itu, Yasir dan Sumaiah tidak mendapatkan anaknya, Ammar, sebab kedua orang tua ini mati syahid lantaran beratnya penyiksaan. Jadi, Sumaiah adalah syahidah (perempuan yang mati syahid) yang pertama kali di dalam Islam.
Demikian juga Bilal bin Rabah Al Habsyi mendapatkan penyiksaan dari Umaiah bin Khalaf dan Abu Jahal. Bilal masuk Islam dari perantaraan Abu Bakar dan ketika majikannya, Umaiah bin Khalaf, mengetahuinya, maka ia menggunakan segala cara penyiksaan agar Bilal meninggalkan Islam.
Namun Bilal tidak mau, bahkan tetap berpegang teguh kepada agamanya. Maka, Umaiah membawanya ke luar Makkah dalam keadaan terikat dengan tali dan meletakkan batu besar di atas dadanya. Setelah diletakkan di atas pasir yang panas, kemudian secara bergantian Umaiah dan pengikutnya memukulinya, sedangkan Bilal berteriak-teriak: "Seseorang-seseorang", hingga Abu Bakar melewatinya, sedangkan Bial dalam keadaan tersebut, maka Abu Bakar membelinya dari Umaiah, lalu memerdekakannya secara bebas fi sabilillah.
Akibat dari adanya tekanan-tekanan tersebut, maka Rasulullah saw. melarang kaum muslimin memperlihatkan keislaman mereka, sebagai mana berkumpul dengan mereka secara rahasia, sebab jika mereka berkumpul secara terbuka, maka orang-orang musyrik menjaga jarak antara dia dan apa yang diinginkan dari pengajaran dan petunjuk mereka, bahkan bisa jadi mengakibatkan mushadamah atau tubrukan antara dua kelompok dan jelas tuburkan ini akan mengakibatkan hancur dan binasanya kaum muslimin lantaran minimnya jumlah dan bilangan mereka. Maka yang lebih baik adalah bersembunyi. Adapun Rasulullah saw. menampakkan dakwah dan ibadah beliau di antara orang-orang musyrik kendatipun beliau mendapatkan penganiayaan dari orang-orang kafir Quraisy.
Setelah Rasulullah saw. melewati beberapa tahun dalam berdakwah secara individu dan rahasia, maka Allah menurunkan ayat: "Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik" (QS. Al Hijr: 94).
Maka pada suatu hari Rasulullah saw. berdiri di bukit Shafa memanggil penduduk Makkah dan seraya berkumpulah kelompok yang besar. Di antara mereka adalah pamannya, Abu Lahab, orang yang paling memusuhi Allah dan Rasulnya. Ketika orang-orang berkumpul, Rasulullah saw. berkata: "Apakah engkau tahu jika aku memberitahukan kepadamu bahwa di belakang gunung ini ada musuh yang mengintai kamu ataukah engkau membenarkanku? Mereka berkata: Kami tidak berjanji kepadamu selain jujur dan dapat dipercaya. Rasulullah berkata: "Sesungguhnya aku mengingatkanmu tentang azab yang dahsyat" Kemudian Rasulullah saw. pergi berdoa kepada Allah untuk mereka dan menyingkirkan apa yang mereka ada di dalamnya, seperti menyembah berhala.
Seraya Abu Lahab keluar dari kerumunan orang dan berkata: Sialan kamu Muhammad. Apakah hanya untuk ini kamu mengumpulkan kami? Maka Allah menurunkan ayat yang dibaca hingga hari kiamat: "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal" (QS. Al Lahab: 1-5).
Rasulullah saw. terus berdakwah dan mulai berterang-terangan di tempat-tempat kerumunan manusia. Beliau melaksanakan salat di Ka'bah dan menghadiri perkumpulan-perkumpulan manusia. Bahkan mendatangi orang-orang musyrik di pasar-pasar mereka untuk mengajak mereka kepada Islam. Sungguh, beliau mendapatkan penganiayaan yang tiada tara, sebagaimana penganiaayan orang-orang kafir terhadap orang-orang yang masuk Islam bersama beliau. Oleh karena itu, Yasir dan Sumaiah tidak mendapatkan anaknya, Ammar, sebab kedua orang tua ini mati syahid lantaran beratnya penyiksaan. Jadi, Sumaiah adalah syahidah (perempuan yang mati syahid) yang pertama kali di dalam Islam.
Demikian juga Bilal bin Rabah Al Habsyi mendapatkan penyiksaan dari Umaiah bin Khalaf dan Abu Jahal. Bilal masuk Islam dari perantaraan Abu Bakar dan ketika majikannya, Umaiah bin Khalaf, mengetahuinya, maka ia menggunakan segala cara penyiksaan agar Bilal meninggalkan Islam.
Namun Bilal tidak mau, bahkan tetap berpegang teguh kepada agamanya. Maka, Umaiah membawanya ke luar Makkah dalam keadaan terikat dengan tali dan meletakkan batu besar di atas dadanya. Setelah diletakkan di atas pasir yang panas, kemudian secara bergantian Umaiah dan pengikutnya memukulinya, sedangkan Bilal berteriak-teriak: "Seseorang-seseorang", hingga Abu Bakar melewatinya, sedangkan Bial dalam keadaan tersebut, maka Abu Bakar membelinya dari Umaiah, lalu memerdekakannya secara bebas fi sabilillah.
Akibat dari adanya tekanan-tekanan tersebut, maka Rasulullah saw. melarang kaum muslimin memperlihatkan keislaman mereka, sebagai mana berkumpul dengan mereka secara rahasia, sebab jika mereka berkumpul secara terbuka, maka orang-orang musyrik menjaga jarak antara dia dan apa yang diinginkan dari pengajaran dan petunjuk mereka, bahkan bisa jadi mengakibatkan mushadamah atau tubrukan antara dua kelompok dan jelas tuburkan ini akan mengakibatkan hancur dan binasanya kaum muslimin lantaran minimnya jumlah dan bilangan mereka. Maka yang lebih baik adalah bersembunyi. Adapun Rasulullah saw. menampakkan dakwah dan ibadah beliau di antara orang-orang musyrik kendatipun beliau mendapatkan penganiayaan dari orang-orang kafir Quraisy.
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan koment :D