Saat itu, ketika aku pulang dari sebuah tempat menuju rumah, aku terkejut cz tiba-tiba jalan yang harus aq lewati menuju rumah telah berubah menjadi jembatan kecil yang sangat panjang,,dibawah jembatan tersebut mengalir sungai yang jernih dan bebatuan yang terjal, aku tak punya pilihan lain kecuali melewati jalan tersebut, dalam hati aku berkata” aku pasti bisa” padahal hatiku menolak karena aku sebenarnya sangat pobia dengan ketinggian.
Perlahan aku tapakkan kakiku setapak demi setapak ke jembatan tersebut, aku lewati jalan tersebut dengan merangkak namun ketika dipertengahan jembatan tiba-tiba rasa pobia ku kembali muncul dan aku merasa tak sanggup untuk melewatinya, namun aku juga takut untuk kembali ke posisi awal, kulihat sekelilingku tak ada manusia yang peduli mereka sibuk dengan diri mereka masing-masing kulihat seseorang sedang mencari strategi untuk melewati jembatan itu. Sedangkan aku? hanya terduduk, menangis,,,dan menangis.
Tak berapa lama datanglah tiga orang laki-laki yang usianya kira-kira seusia ayahku, salah satu dari mereka bertanya padaku, “ada apa nak?” lalu aku berkata kepada mereka bahwa aku tak sanggup lagi untuk melewati jembatan ini. Lalu teman bapak yang tadi hanya bergumam,” tuh, kenapa buat jalan seperti ini, lihat ada anak yang tidak bias melewati jalan ini” dari pembicaraan mereka barulah ana tahu kalau bapak ini adalah para pembuat jalan tersebut.
Ana hanya hanyut dalam tangisku tanpa memperdulikan ocehan mereka, hingga bapak yang seorang lagi menepuk pundakku dan bertanya dengan keras “nak, sebelum jalan ini dibuat apakah ada rintangan yang kamu hadapi?” akupun menggeleng, lalu beliau berkata “ ini rintangan buatmu, aku yakin kau pasti bisa , ayo lewati ini semua!!!” aku terhenti dari tangisku dan menatap wajahnya bapak yang mulai keriput itu, yang aq dapat hanyalah senyuman yang menyejukkan. Dengan setengah putus asa aku berkata lagi kepada bapak itu, “tolong semangati aku pak” mereka terlihat sangat senang mendengar ucapan ku, lalu mereka beranjak dan menuntunku, ada yang mengawasi aku dari belakang dan dari depan sedang kan bapak yang satu lagi berada diseberang jalan sambil memberikan semangat.
Tak lama kemudian, Akhirnya aku tersungkur diujung jalan sambil mengucapkan syukur Alhamdulillah….
Aku menelungkupkan wajah dengan tanganku, perlahan buliran bening menetes dari mataku, perlahan suara bapak-bapak tadi terasa semakin menjauh….menjauh… lalu menghilang, aku tersentak dari tempat tidurku, seketika aku menyadari ternyata aku hanya mimpi, huffft tak ada lagi suara bapak-bapak tadi yang menyemangatiku yang terdengar hanyalah lantunan takbir yang berkumandang dari mushollah dekat rumahku, yup hari ini adalah hari raya qurban, subhanalloh…….
Walhamdulillah,,.Allohuakbar3x lailahaillallahuwallohu akbar…allohuakbar walillahilhamdi
Catatan: dipagi yang hening dg sahut-sahutan takbir menyambut hari raya idul adha 1431 H, 17 NOVEMBER 2010” KEEP ISTIQOMAH!!!!
catatan lama yang belum dipublikasikan..^^
Perlahan aku tapakkan kakiku setapak demi setapak ke jembatan tersebut, aku lewati jalan tersebut dengan merangkak namun ketika dipertengahan jembatan tiba-tiba rasa pobia ku kembali muncul dan aku merasa tak sanggup untuk melewatinya, namun aku juga takut untuk kembali ke posisi awal, kulihat sekelilingku tak ada manusia yang peduli mereka sibuk dengan diri mereka masing-masing kulihat seseorang sedang mencari strategi untuk melewati jembatan itu. Sedangkan aku? hanya terduduk, menangis,,,dan menangis.
Tak berapa lama datanglah tiga orang laki-laki yang usianya kira-kira seusia ayahku, salah satu dari mereka bertanya padaku, “ada apa nak?” lalu aku berkata kepada mereka bahwa aku tak sanggup lagi untuk melewati jembatan ini. Lalu teman bapak yang tadi hanya bergumam,” tuh, kenapa buat jalan seperti ini, lihat ada anak yang tidak bias melewati jalan ini” dari pembicaraan mereka barulah ana tahu kalau bapak ini adalah para pembuat jalan tersebut.
Ana hanya hanyut dalam tangisku tanpa memperdulikan ocehan mereka, hingga bapak yang seorang lagi menepuk pundakku dan bertanya dengan keras “nak, sebelum jalan ini dibuat apakah ada rintangan yang kamu hadapi?” akupun menggeleng, lalu beliau berkata “ ini rintangan buatmu, aku yakin kau pasti bisa , ayo lewati ini semua!!!” aku terhenti dari tangisku dan menatap wajahnya bapak yang mulai keriput itu, yang aq dapat hanyalah senyuman yang menyejukkan. Dengan setengah putus asa aku berkata lagi kepada bapak itu, “tolong semangati aku pak” mereka terlihat sangat senang mendengar ucapan ku, lalu mereka beranjak dan menuntunku, ada yang mengawasi aku dari belakang dan dari depan sedang kan bapak yang satu lagi berada diseberang jalan sambil memberikan semangat.
Tak lama kemudian, Akhirnya aku tersungkur diujung jalan sambil mengucapkan syukur Alhamdulillah….
Aku menelungkupkan wajah dengan tanganku, perlahan buliran bening menetes dari mataku, perlahan suara bapak-bapak tadi terasa semakin menjauh….menjauh… lalu menghilang, aku tersentak dari tempat tidurku, seketika aku menyadari ternyata aku hanya mimpi, huffft tak ada lagi suara bapak-bapak tadi yang menyemangatiku yang terdengar hanyalah lantunan takbir yang berkumandang dari mushollah dekat rumahku, yup hari ini adalah hari raya qurban, subhanalloh…….
Walhamdulillah,,.Allohuakbar3x lailahaillallahuwallohu akbar…allohuakbar walillahilhamdi
Catatan: dipagi yang hening dg sahut-sahutan takbir menyambut hari raya idul adha 1431 H, 17 NOVEMBER 2010” KEEP ISTIQOMAH!!!!
catatan lama yang belum dipublikasikan..^^
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan koment :D