beberapa waktu yang lalu anak-anak pada ikutan lomba disalah satu sekolah menengah didaerah kami, ketika dilirik-lirik ehm...ada lomba menulis artikel untuk tingkat SMP dan SMA. ahaa langsung ana umumkan didepan kelas bagi anak-anak yang berminat untuk ikutan lomba tersebut dengan semangat yang cetar membahana,,
seminggu kemudian, datanglah salah satu siswa ana membawa lembaran artikel dengan tema pendidikan ini, ana sangat antusias dan takjub, subhanalloh akhirnya ada penerus ana hehe #siape loe, penulis kagak# :D (MASIH IMPIAN)
tapi yang membuat ana kagum anak sekecil dia udah bisa buat artikel yang menyentuh dan luar biasa ini, ya meski ada yang perlu diperbaiki menyangkut EYD dan tanda baca# ini dia hasil karyanya...
monggoOO silahkan di baca ^___________^
Begitu sering kita mendapatkan amanah. Tetapi, akankah kita mampu menjalankan amanah itu? Mungkin kita sudah pernah mendapat amanah dan berhasil melakukannya. Yup, Amanah adalah sebuah kata yang simpel namun pada kenyataannya sulit untuk dilaksanakan.
Lalu apa sih amanah itu? tentu saja itu bukan nama makanan ya. Kalau diintip di kamus besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3 tahun 2005, amanah berarti:
“Sesuatu yang dipercayai atau dititipkan kepada orang lain”
Yaitu Sikap atau kemampuan seseorang dalam menjaga titipan orang lain dengan baik, tanpa merusak atau mengurangi apa yang dititipkan. Menjaga amanah bukan seperti menjaga boneka. Menjaga amanah adalah hal yang tersulit diseluruh dunia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
Sungguh menjaga amanah itu amat berat. Maka dari itu banyak-banyaklah belajar untuk menjaga amanah dari siapapun. Kita tidak perlu merasa malu karena setiap orang pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Mungkin kita mempunyai kekurangan dalam menjaga amanah, sedangkan teman atau adik kita memiliki kelebihan dalam menjaga amanah. Maka belajarlah dari mereka. Walaupun mereka masih jauh lebih muda daripada kita.
Saat itu kami sedang melaksanakan MTSB atau “Masa Ta’aruf Siswa Baru” yang sering dikenal disekolah-sekolah lain dengan kata MOS. Yup, meski sekolah kami baru tahun pertama namun cukup banyak siswa yang masuk ke sekolah kami.
Ketika MTSB dilaksanakan, kami tidak terlalu terlihat seperti orang gila. Kami hanya mengenakan rok hitam dan baju putih beserta kartu yang bertuliskan nama lengkap dan cita-cita. Namun ada satu hal yang unik, yaitu kami di instruksikan untuk membawa sebuah telur yang beratnya 1 ons dan beras sebanyak 700 butir bukan coklat, permen, jengkol ataupun terong yang sering di terapkan disekolah lain saat MOS berlangsung.
Selama 3 hari, kami harus selalu membawa telur dan beras tersebut serta menjaganya agar telur tersebut tidak pecah dan beras itu tidak boleh berkurang ataupun hilang. Kami menjaganya dengan sangat hati-hati. Tapi, tidak mudah untuk menjaga telur dan beras itu. Terutama telur, kami tidak hanya duduk diam untuk menjaga telur itu. Tapi, kami juga bermain, membuat istana, dan melakukan aktifitas lainnya tanpa melepaskan telur itu.
Bahkan tidak sedikit dari teman-teman baruku yang telurnya pecah. Hal itu bukan hanya mereka kurang berhati-hati, tetapi karena mereka kurang sabar. Mereka berlari-lari tanpa memikirkan apa yang akan terjadi dengan telur mereka. Dan sebagai hukumannya mereka pulang kerumah paling akhir.
Aku sangat takut telurku pecah oleh karena itu aku sangat berhati-hati. Tidak kubiarkan orang lain membuatnya pecah. Tahukan kalian mengapa kami disuruh menjaga telur dan beras tersebut? Pasti semua penasaran ya? Hm, akupun sangat penasaran saat itu.
Tibalah hari terakhir MTSB, saat itulah kami diberitahu mengapa kami disuruh membawa telur yang beratnya 1 ons dan beras 700 butir. Para ustadz dan ustadzah menjelaskan bahwa telur seberat satu ons itu ibarat sebuah Amanah yang kami pegang sebagai siswa selama bersekolah di SMPI Al-Hasanah ini dan harus selalu kami jaga dengan penuh keikhlasan. Sedangkan beras sebanyak 700 butir itu diibaratkan amal yang dilakukan dengan ikhlas maka seperti sebuah pohon yang akan menghasilkan 7 cabang dan setiap cabang akan menghasilkan 100 ranting. Intinya sebuah amal yang dilakukan dengan ikhlas akan menghasilkan pahala yang berlipat ganda.
Subhanallah ucapku dalam hati. Sekarang aku baru paham bahwa Tujuannya hanya satu, yaitu agar kami dapat menjaga AMANAH dengan baik dan hasilnya akan bernilai pahala. Secara tidak langsung kami telah diajarkan bagaimana sulitnya menjaga amanah itu sehingga para guru dapat melihat apakah kami bisa menjaga amanah di tahun ajaran baru ini dengan baik? Alhamdulillah kami berhasil, cukup banyak temanku yang bisa menjaga telur dan beras tetap utuh. Kami sangat senang dan terharu sekali.
Itu salah satu bukti bahwa meski sekolah kami masih baru, namun kami sudah dididik agar menjadi siswa yang amanah. Terkadang orang dewasa pun sangat sulit untuk menjaganya. Bahkan, sangat banyak orang yang menyepelekannya.Sedangkan, beberapa anak yang baru berusia 13-14 tahun sudah bisa menjaga amanah.
Hasilnya para orang tua kami sangat senang dan menangis haru setelah mendengar apa yang kami ceritakan. Mengapa? Karena anak mereka yang awalnya di rumah sangat nakal dan suka membantah orang akhirnya dapat menjaga amanah dengan baik. Kalian tahu apa yang kami katakan sehingga orang tua kami menangis? Kami berkata dengan bangga dan senyum mengembang di rona wajah:
Itu tentu bukan hanya sebuah kalimat biasa yang diucapkan oleh seorang anak. Tetapi, itu sebuah kalimat yang menyatakan bahwa ibunya harus bangga karena memiliki anak seperti ini. Anak yang sering membantah orangtuanya di rumah akhirnya bisa juga menjaga amanah yang diberikan oleh guru disekolahnya.
It's okay, kalian sudah membuat karya terbaik nak, setdaknya kita udah tahu gimana rasanya ikutan lomba.ntar tahun depan kita harus lebih siap lagi okay! hiburku dengan penuh semangat.^____*
setidaknya kami sudah tahu potensi-potensi yang mereka miliki hingga nanti bisa dialurkan ke bakat dan minatnya masing-masing. ganbatte!!
seminggu kemudian, datanglah salah satu siswa ana membawa lembaran artikel dengan tema pendidikan ini, ana sangat antusias dan takjub, subhanalloh akhirnya ada penerus ana hehe #siape loe, penulis kagak# :D (MASIH IMPIAN)
tapi yang membuat ana kagum anak sekecil dia udah bisa buat artikel yang menyentuh dan luar biasa ini, ya meski ada yang perlu diperbaiki menyangkut EYD dan tanda baca# ini dia hasil karyanya...
monggoOO silahkan di baca ^___________^
MENDIDIK MURID AGAR BISA MENJAGA AMANAH
Mellania Riska Effendi
Siswa Kelas VII, SMP Islam Al-Hasanah Bengkulu
Begitu sering kita mendapatkan amanah. Tetapi, akankah kita mampu menjalankan amanah itu? Mungkin kita sudah pernah mendapat amanah dan berhasil melakukannya. Yup, Amanah adalah sebuah kata yang simpel namun pada kenyataannya sulit untuk dilaksanakan.
Lalu apa sih amanah itu? tentu saja itu bukan nama makanan ya. Kalau diintip di kamus besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3 tahun 2005, amanah berarti:
“Sesuatu yang dipercayai atau dititipkan kepada orang lain”
Yaitu Sikap atau kemampuan seseorang dalam menjaga titipan orang lain dengan baik, tanpa merusak atau mengurangi apa yang dititipkan. Menjaga amanah bukan seperti menjaga boneka. Menjaga amanah adalah hal yang tersulit diseluruh dunia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
“Tunaikanlah amanah itu kepada orang yang mempercayakannya kepadamu. Dan janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu.”. ( HR. Abu Daud, 3535 dan At-Tirmidzi, 1264 )
Sungguh menjaga amanah itu amat berat. Maka dari itu banyak-banyaklah belajar untuk menjaga amanah dari siapapun. Kita tidak perlu merasa malu karena setiap orang pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Mungkin kita mempunyai kekurangan dalam menjaga amanah, sedangkan teman atau adik kita memiliki kelebihan dalam menjaga amanah. Maka belajarlah dari mereka. Walaupun mereka masih jauh lebih muda daripada kita.
Saat itu kami sedang melaksanakan MTSB atau “Masa Ta’aruf Siswa Baru” yang sering dikenal disekolah-sekolah lain dengan kata MOS. Yup, meski sekolah kami baru tahun pertama namun cukup banyak siswa yang masuk ke sekolah kami.
Ketika MTSB dilaksanakan, kami tidak terlalu terlihat seperti orang gila. Kami hanya mengenakan rok hitam dan baju putih beserta kartu yang bertuliskan nama lengkap dan cita-cita. Namun ada satu hal yang unik, yaitu kami di instruksikan untuk membawa sebuah telur yang beratnya 1 ons dan beras sebanyak 700 butir bukan coklat, permen, jengkol ataupun terong yang sering di terapkan disekolah lain saat MOS berlangsung.
Selama 3 hari, kami harus selalu membawa telur dan beras tersebut serta menjaganya agar telur tersebut tidak pecah dan beras itu tidak boleh berkurang ataupun hilang. Kami menjaganya dengan sangat hati-hati. Tapi, tidak mudah untuk menjaga telur dan beras itu. Terutama telur, kami tidak hanya duduk diam untuk menjaga telur itu. Tapi, kami juga bermain, membuat istana, dan melakukan aktifitas lainnya tanpa melepaskan telur itu.
Bahkan tidak sedikit dari teman-teman baruku yang telurnya pecah. Hal itu bukan hanya mereka kurang berhati-hati, tetapi karena mereka kurang sabar. Mereka berlari-lari tanpa memikirkan apa yang akan terjadi dengan telur mereka. Dan sebagai hukumannya mereka pulang kerumah paling akhir.
Aku sangat takut telurku pecah oleh karena itu aku sangat berhati-hati. Tidak kubiarkan orang lain membuatnya pecah. Tahukan kalian mengapa kami disuruh menjaga telur dan beras tersebut? Pasti semua penasaran ya? Hm, akupun sangat penasaran saat itu.
Tibalah hari terakhir MTSB, saat itulah kami diberitahu mengapa kami disuruh membawa telur yang beratnya 1 ons dan beras 700 butir. Para ustadz dan ustadzah menjelaskan bahwa telur seberat satu ons itu ibarat sebuah Amanah yang kami pegang sebagai siswa selama bersekolah di SMPI Al-Hasanah ini dan harus selalu kami jaga dengan penuh keikhlasan. Sedangkan beras sebanyak 700 butir itu diibaratkan amal yang dilakukan dengan ikhlas maka seperti sebuah pohon yang akan menghasilkan 7 cabang dan setiap cabang akan menghasilkan 100 ranting. Intinya sebuah amal yang dilakukan dengan ikhlas akan menghasilkan pahala yang berlipat ganda.
Subhanallah ucapku dalam hati. Sekarang aku baru paham bahwa Tujuannya hanya satu, yaitu agar kami dapat menjaga AMANAH dengan baik dan hasilnya akan bernilai pahala. Secara tidak langsung kami telah diajarkan bagaimana sulitnya menjaga amanah itu sehingga para guru dapat melihat apakah kami bisa menjaga amanah di tahun ajaran baru ini dengan baik? Alhamdulillah kami berhasil, cukup banyak temanku yang bisa menjaga telur dan beras tetap utuh. Kami sangat senang dan terharu sekali.
Itu salah satu bukti bahwa meski sekolah kami masih baru, namun kami sudah dididik agar menjadi siswa yang amanah. Terkadang orang dewasa pun sangat sulit untuk menjaganya. Bahkan, sangat banyak orang yang menyepelekannya.Sedangkan, beberapa anak yang baru berusia 13-14 tahun sudah bisa menjaga amanah.
Hasilnya para orang tua kami sangat senang dan menangis haru setelah mendengar apa yang kami ceritakan. Mengapa? Karena anak mereka yang awalnya di rumah sangat nakal dan suka membantah orang akhirnya dapat menjaga amanah dengan baik. Kalian tahu apa yang kami katakan sehingga orang tua kami menangis? Kami berkata dengan bangga dan senyum mengembang di rona wajah:
“Ibu, anak mu ini yang sering membantahmu, akhirnya bisa menjaga amanah yang diberikan dengan baik, bu”
Itu tentu bukan hanya sebuah kalimat biasa yang diucapkan oleh seorang anak. Tetapi, itu sebuah kalimat yang menyatakan bahwa ibunya harus bangga karena memiliki anak seperti ini. Anak yang sering membantah orangtuanya di rumah akhirnya bisa juga menjaga amanah yang diberikan oleh guru disekolahnya.
***saat semua hasil perlombaan diumumkan kami HHC, berharap kami bisa memenangkan salah satunya, tapi apalah daya kami ternyata belum beruntung, :D
It's okay, kalian sudah membuat karya terbaik nak, setdaknya kita udah tahu gimana rasanya ikutan lomba.ntar tahun depan kita harus lebih siap lagi okay! hiburku dengan penuh semangat.^____*
setidaknya kami sudah tahu potensi-potensi yang mereka miliki hingga nanti bisa dialurkan ke bakat dan minatnya masing-masing. ganbatte!!
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan koment :D