Skip to main content

Karya Anak Ane

beberapa waktu yang lalu anak-anak pada ikutan lomba disalah satu sekolah menengah didaerah kami, ketika dilirik-lirik ehm...ada lomba menulis artikel untuk tingkat SMP dan SMA. ahaa langsung ana umumkan didepan kelas bagi anak-anak yang berminat untuk ikutan lomba tersebut dengan semangat yang cetar membahana,,

seminggu kemudian, datanglah salah satu siswa ana membawa lembaran artikel dengan tema pendidikan ini, ana sangat antusias dan takjub, subhanalloh akhirnya ada penerus ana hehe #siape loe, penulis kagak# :D (MASIH IMPIAN)

tapi yang membuat ana kagum anak sekecil dia udah bisa buat artikel yang menyentuh dan luar biasa ini, ya meski ada yang perlu diperbaiki menyangkut EYD dan tanda baca# ini dia hasil karyanya...
monggoOO silahkan di baca ^___________^


MENDIDIK MURID AGAR BISA MENJAGA AMANAH
Mellania Riska Effendi
Siswa Kelas VII, SMP Islam Al-Hasanah Bengkulu

Begitu sering kita mendapatkan amanah. Tetapi, akankah kita mampu menjalankan amanah itu? Mungkin kita sudah pernah mendapat amanah dan berhasil melakukannya. Yup, Amanah adalah sebuah kata yang simpel namun pada kenyataannya sulit untuk dilaksanakan.
Lalu apa sih amanah itu? tentu saja itu bukan nama makanan ya. Kalau diintip di kamus besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3 tahun 2005, amanah berarti:

“Sesuatu yang dipercayai atau dititipkan kepada orang lain”
Yaitu Sikap atau kemampuan seseorang dalam menjaga titipan orang lain dengan baik, tanpa merusak atau mengurangi apa yang dititipkan. Menjaga amanah bukan seperti menjaga boneka. Menjaga amanah adalah hal yang tersulit diseluruh dunia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

“Tunaikanlah amanah itu kepada orang yang mempercayakannya kepadamu. Dan janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu.”. ( HR. Abu Daud, 3535 dan At-Tirmidzi, 1264 )

Sungguh menjaga amanah itu amat berat. Maka dari itu banyak-banyaklah belajar untuk menjaga amanah dari siapapun. Kita tidak perlu merasa malu karena setiap orang pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Mungkin kita mempunyai kekurangan dalam menjaga amanah, sedangkan teman atau adik kita memiliki kelebihan dalam menjaga amanah. Maka belajarlah dari mereka. Walaupun mereka masih jauh lebih muda daripada kita.

Saat itu kami sedang melaksanakan MTSB atau “Masa Ta’aruf Siswa Baru” yang sering dikenal disekolah-sekolah lain dengan kata MOS. Yup, meski sekolah kami baru tahun pertama namun cukup banyak siswa yang masuk ke sekolah kami.

Ketika MTSB dilaksanakan, kami tidak terlalu terlihat seperti orang gila. Kami hanya mengenakan rok hitam dan baju putih beserta kartu yang bertuliskan nama lengkap dan cita-cita. Namun ada satu hal yang unik, yaitu kami di instruksikan untuk membawa sebuah telur yang beratnya 1 ons dan beras sebanyak 700 butir bukan coklat, permen, jengkol ataupun terong yang sering di terapkan disekolah lain saat MOS berlangsung.

Selama 3 hari, kami harus selalu membawa telur dan beras tersebut serta menjaganya agar telur tersebut tidak pecah dan beras itu tidak boleh berkurang ataupun hilang. Kami menjaganya dengan sangat hati-hati. Tapi, tidak mudah untuk menjaga telur dan beras itu. Terutama telur, kami tidak hanya duduk diam untuk menjaga telur itu. Tapi, kami juga bermain, membuat istana, dan melakukan aktifitas lainnya tanpa melepaskan telur itu.

Bahkan tidak sedikit dari teman-teman baruku yang telurnya pecah. Hal itu bukan hanya mereka kurang berhati-hati, tetapi karena mereka kurang sabar. Mereka berlari-lari tanpa memikirkan apa yang akan terjadi dengan telur mereka. Dan sebagai hukumannya mereka pulang kerumah paling akhir.

Aku sangat takut telurku pecah oleh karena itu aku sangat berhati-hati. Tidak kubiarkan orang lain membuatnya pecah. Tahukan kalian mengapa kami disuruh menjaga telur dan beras tersebut? Pasti semua penasaran ya? Hm, akupun sangat penasaran saat itu.
Tibalah hari terakhir MTSB, saat itulah kami diberitahu mengapa kami disuruh membawa telur yang beratnya 1 ons dan beras 700 butir. Para ustadz dan ustadzah menjelaskan bahwa telur seberat satu ons itu ibarat sebuah Amanah yang kami pegang sebagai siswa selama bersekolah di SMPI Al-Hasanah ini dan harus selalu kami jaga dengan penuh keikhlasan. Sedangkan beras sebanyak 700 butir itu diibaratkan amal yang dilakukan dengan ikhlas maka seperti sebuah pohon yang akan menghasilkan 7 cabang dan setiap cabang akan menghasilkan 100 ranting. Intinya sebuah amal yang dilakukan dengan ikhlas akan menghasilkan pahala yang berlipat ganda.

Subhanallah ucapku dalam hati. Sekarang aku baru paham bahwa Tujuannya hanya satu, yaitu agar kami dapat menjaga AMANAH dengan baik dan hasilnya akan bernilai pahala. Secara tidak langsung kami telah diajarkan bagaimana sulitnya menjaga amanah itu sehingga para guru dapat melihat apakah kami bisa menjaga amanah di tahun ajaran baru ini dengan baik? Alhamdulillah kami berhasil, cukup banyak temanku yang bisa menjaga telur dan beras tetap utuh. Kami sangat senang dan terharu sekali.

Itu salah satu bukti bahwa meski sekolah kami masih baru, namun kami sudah dididik agar menjadi siswa yang amanah. Terkadang orang dewasa pun sangat sulit untuk menjaganya. Bahkan, sangat banyak orang yang menyepelekannya.Sedangkan, beberapa anak yang baru berusia 13-14 tahun sudah bisa menjaga amanah.

Hasilnya para orang tua kami sangat senang dan menangis haru setelah mendengar apa yang kami ceritakan. Mengapa? Karena anak mereka yang awalnya di rumah sangat nakal dan suka membantah orang akhirnya dapat menjaga amanah dengan baik. Kalian tahu apa yang kami katakan sehingga orang tua kami menangis? Kami berkata dengan bangga dan senyum mengembang di rona wajah:

“Ibu, anak mu ini yang sering membantahmu, akhirnya bisa menjaga amanah yang diberikan dengan baik, bu”

Itu tentu bukan hanya sebuah kalimat biasa yang diucapkan oleh seorang anak. Tetapi, itu sebuah kalimat yang menyatakan bahwa ibunya harus bangga karena memiliki anak seperti ini. Anak yang sering membantah orangtuanya di rumah akhirnya bisa juga menjaga amanah yang diberikan oleh guru disekolahnya.
***
saat semua hasil perlombaan diumumkan kami HHC, berharap kami bisa memenangkan salah satunya, tapi apalah daya kami ternyata belum beruntung, :D

It's okay, kalian sudah membuat karya terbaik nak, setdaknya kita udah tahu gimana rasanya ikutan lomba.ntar tahun depan kita harus lebih siap lagi okay! hiburku dengan penuh semangat.^____*
setidaknya kami sudah tahu potensi-potensi yang mereka miliki hingga nanti bisa dialurkan ke bakat dan minatnya masing-masing. ganbatte!!


Comments

Popular posts from this blog

ID Card Pesantren Kilat

assalamu'alaikum sobat, lagi-lagi ane dititahkan untuk ngedesain Id card buat pesantren kilat..#cieh kayak kerajaan# it's okay cz masalah ngedesain tu hobi ane tu meski yaaa...aca kadul kesannya nggak bagus2 amat, hehe masih mending lah daripada nggak ada sama sekali. ini dia, eng tereeeenggg.. setelah diedit disana-sini waktu diprint huahhh..lumayan buram! ahehe tapi karena mo dipake besok ya sudah mau tidak mau akhirnya ini di print juga.. hmm ya segitu dulu ceritanya.. Met menunaikan ibadah puasa sobat semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemaren :D AMIN...

Training " Gurunya Manusia"

waw really amazing training,I give two thumb for that^^ hayoo siapa yang pernah diajar sama om jin atau sama nyemot? haha..yang jelas bukan ini maksudnya, gurunya manusia yaitu guru yang benar-benar memperlakukan siswanya sesuai dengan perkembangan mereka masing-masing, yang benar-benar memperlakukan siswanya sesuai dengan prinsip kemanusian bukan dengan sistem robot atau sistem paksaan. mungkin sobat semua masih ingat gimana sistem pembelajaran yang ada disekolah-sekolah kita,aha bagi adik-adik yang masih bersekolah dan sekolahnya masih menerapkan sistem robot ini tentu saja masih merasakan betapa tidak kondusifnya pembelajaran dengan sistem tersebut. harus duduk, diam dan memperhatikan guru didepan kelas, bahkan ke toilet pun harus berpikir berkali-kali cz saking takutnya sama si guru. pernah terjadi sama adik kelas ku waktu SD, ngompol didepan kelas karena takut di hukum sama guru *ckckck* ketika kita banyak bertanya dibilang cerewet, banyak gerak dibilang nakal dll. padahal t...

mujahid kecil palestina

Syahid kecil, Mu’taz Nafidz Husein Al-Syarafi dilahirkan di kota Gaza tanggal 02 Oktober 1993. Dibesarkan oleh keluarga mulia yang dikenal dengan pengabdiannya kepada bangsa dan taat beragama. Sebuah keluarga Palestin yang diusir keluar oleh pihak penjajah Israel tahun 1948 seperti keluarga Palestin lainnya keluar dari tanah kelahirannya di daerah Harbea. Keluarga Mu’taz, syahid kecil ini, terdiri daripada ibu, Dr. Su’ad Audah dan empat saudara.Ayahnya meninggal dunia pada tahun 1997, dan Mu’taz adalah anak yang ketiga. Ketika syahid, ia duduk di kelas enam Sekolah Dasar Abu Husein. Ia sering mengatasi pelajar lain di dalam kelasnya, dikenal akan keberaniannya dan kecerdasannya yang cemerlang. Mu’taz kecil sudah dibina sejak kecil untuk mengikuti shalat berjama’ah di masjid, terutama shalat fajar (subuh). Maka ia tergolong sebagai jama’ah tetap di masjid Khalid bin Walid. Cintanya Kepada Jihad dan Syahid Syahid kecil kita ini, Mu’taz, dikenal orang kerana keberaniannya dan pant...