Inilah Jalan Dakwah!
Jalan dakwah adalah jalan yang mulia, risalah para anbiya. Seluruh Nabi dan Rasul hidup dalam jalan ini, berkorban dengan harta dan jiwa di jalan ini. Jalan yang tiada berujung, jalan yang panjang, Jalan yang penuh rintangan dan tantangan. Jalan yang menjanjikan surga bagi para pelakunya, janji kemenangan bagi pengikutnya. Jalan yang hanya dilalui oleh segelintir orang yang menginginkan surga Allah, merekalah para Aktivis Dakwah.
Wahai engkau yang mengaku Aktivis Dakwah!
Jalan mulia ini jangan kau nodai dengan angan-angan dunia yang melenakan.
Jalan ini Risalah Anbiya, jangan kau susupi dengan ketidakseriusan.
Jalan ini adalah jalan pengorbanan. Seperti pengorbanan para anbiya.
Apa yang telah kau korbankan untuk dakwah ini? Pantaskah kita mengaku umat Nabi, sementara kita tidak mengikuti jalannya?
Wahai Para Aktivis Dakwah!
Ganjaran dari pekerjaan ini sangat besar. Nilai dari pengorbanan dan pengabdian ini tiada terhitung. Pahala dan balasan berupa Surga yang dijanjikan Allah begitu nyata dalam Al Qur’an dan Sunnah.
Namun untuk melaluinya, kita harus mempersiapkan diri dengan berbagai amunisi dan bekal yang banyak, optimal dan maksimal. Tidak cukup hanya dengan mengikuti jalan ini dengan bekal seadanya, tetapi perlu bekal tambahan karena godaan dan cobaan senantiasa menanti dalam setiap langkah dan kita harus melewatinya untuk meningkatkan derajat kita di hadapan Allah. Dan inilah hakikat jalan para pengemban dakwah.
Wahai Aktivis Dakwah!
Kalian bukanlah kumpulan para malaikat yang suci tanpa dosa. Karena dakwah sendiri berarti perbaikan dan menuju suatu perbaikan. Dan salah besar paradigma yang berkembang disebagian kalangan, bahwa sebelum berdakwah kita harus berilmu terlebih dahulu. Padahal dakwah adalah jalan ilmu yang membuat kita belajar dan beramal. Ilmu dalam dakwah dipelajari secara berbarengan dan bersamaan, tidak ada yang didahulukan.
“Memang seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Cinta akan meminta semuanya darimu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi-lagi memang seperti itu dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulang.” (Alm. Ust. Rahmat Abdullah)
Teruslah bergerak, hingga KELELAHAN itu LELAH mengikutimu. Teruslah berlari hingga KEBOSANAN itu BOSAN mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga KELETIHAN itu LETIH bersamamu. Teruslah bertahan hingga KEFUTURAN itu FUTUR menyertaimu. Tetaplah berjaga hingga KELESUAN itu LESU menemanimu. (Allahu yarham Ust. Rahmat Abdullah)
Jalan dakwah adalah jalan yang mulia, risalah para anbiya. Seluruh Nabi dan Rasul hidup dalam jalan ini, berkorban dengan harta dan jiwa di jalan ini. Jalan yang tiada berujung, jalan yang panjang, Jalan yang penuh rintangan dan tantangan. Jalan yang menjanjikan surga bagi para pelakunya, janji kemenangan bagi pengikutnya. Jalan yang hanya dilalui oleh segelintir orang yang menginginkan surga Allah, merekalah para Aktivis Dakwah.
Wahai engkau yang mengaku Aktivis Dakwah!
Jalan mulia ini jangan kau nodai dengan angan-angan dunia yang melenakan.
Jalan ini Risalah Anbiya, jangan kau susupi dengan ketidakseriusan.
Jalan ini adalah jalan pengorbanan. Seperti pengorbanan para anbiya.
Apa yang telah kau korbankan untuk dakwah ini? Pantaskah kita mengaku umat Nabi, sementara kita tidak mengikuti jalannya?
Wahai Para Aktivis Dakwah!
Ganjaran dari pekerjaan ini sangat besar. Nilai dari pengorbanan dan pengabdian ini tiada terhitung. Pahala dan balasan berupa Surga yang dijanjikan Allah begitu nyata dalam Al Qur’an dan Sunnah.
Namun untuk melaluinya, kita harus mempersiapkan diri dengan berbagai amunisi dan bekal yang banyak, optimal dan maksimal. Tidak cukup hanya dengan mengikuti jalan ini dengan bekal seadanya, tetapi perlu bekal tambahan karena godaan dan cobaan senantiasa menanti dalam setiap langkah dan kita harus melewatinya untuk meningkatkan derajat kita di hadapan Allah. Dan inilah hakikat jalan para pengemban dakwah.
Wahai Aktivis Dakwah!
Kalian bukanlah kumpulan para malaikat yang suci tanpa dosa. Karena dakwah sendiri berarti perbaikan dan menuju suatu perbaikan. Dan salah besar paradigma yang berkembang disebagian kalangan, bahwa sebelum berdakwah kita harus berilmu terlebih dahulu. Padahal dakwah adalah jalan ilmu yang membuat kita belajar dan beramal. Ilmu dalam dakwah dipelajari secara berbarengan dan bersamaan, tidak ada yang didahulukan.
“Memang seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Cinta akan meminta semuanya darimu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi-lagi memang seperti itu dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulang.” (Alm. Ust. Rahmat Abdullah)
Teruslah bergerak, hingga KELELAHAN itu LELAH mengikutimu. Teruslah berlari hingga KEBOSANAN itu BOSAN mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga KELETIHAN itu LETIH bersamamu. Teruslah bertahan hingga KEFUTURAN itu FUTUR menyertaimu. Tetaplah berjaga hingga KELESUAN itu LESU menemanimu. (Allahu yarham Ust. Rahmat Abdullah)
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan koment :D