Skip to main content

Catatan Akhir Tahun Sang Walas


Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji bagi Allah karena Allah tlah berikan berbagai kemudahan ditengah kesulitan yang ana alami, meski jalan yang yang dilalui tidaklah mudah namun ana selalu tanamkan dalam diri bahwa tidaklah Allah berikan suatu amanah atau ujian dipundak ana ketika ana tidak mampu, maka ketika Allah berikan ana yakin ana pasti bisa.

Allhamdulillah tugas ana sebagai wali kelas 7 Aisyah telah berakhir. Begitu banyak kenangan yang tercipta saat bersama. Kebersamaan dengan mereka membuat ana lebih mengetahui banyak karakter, dan semakin menyadari “Betapa agungnya ciptaan Allah” .

Moment-moment suka dan duka, canda dan tawa tak lupa yang paling ana syukuri adalah begitu banyak pelajaran yang ana dapatkan saat bersama mereka. Benar apa yang ana rasakan, bukan hanya ana yang menjadi guru bagi mereka, tapi mereka pun menjadi guru bagi ana. Guru yang mengajarkan ana bagaimana menjadi bijaksana, melatih kesabaran dan membuat ana tak pernah letih dan henti untuk belajar dan belajar lagi. Permasalahan yang mereka hadapi justru membuat ana tertantang untuk menyelesaikannya meski disela keterbatasan ana. Karena ana tak ingin biarkan mereka berjalan tanpa pegangan karena ketika tak ada yang menuntun maka tentu saja mereka akan terjatuh.  Dan aku tak ingin itu terjadi. 

Ana selalu pesankan “Dimanapun berada, Jagalah Allah di hati, insyaAllah Allah akan menjaga” berharap ini tak hanya terlepas di bibir dan terbang bersama angin lalu, namun semoga bisa diterapkan dalam kehidupan yang sesungguhnya. Meski kehidupan adalah proses, tapi ketika dalam prosesnya kita memilih jalan yang baik mudah-mudahan hasilnya akan baik. 

Ana sangat bangga dengan mereka karena semakin hari mereka mulai menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik. Meski ada beberapa anak yang berasal dari sekolah negeri dan harus berjuang untuk beradaptasi dengan lingkungan dan kebiasaan yang baru. tapi prestasi mereka bisa menyamakan teman-temannya yang berasal dari sekolah islam. Itu menunjukkan bahwa tekad mereka untuk berubah sangat kuat. Bahkan ada beberapa anak yang sudah khatam tahfidz 1 juz. Alhamdulillah...

Kesuksesan tak dinilai hanya dengan angka,  karena akhlaklah yang menjadi tujuan utama. Ketika mereka berakhlak mulia justru itulah yang akan menolong mereka di hari kemudian karena hidup itu tak hanya didunia. Namun ada kehidupan yang lebih kekal yaitu di akhirat.

Ana pernah mengatakan “Nak, Kita ibarat pendaki gunung, tujuan kita adalah bagaimana cara kita untuk mencapai puncak. Sulit memang, butuh pengorbanan dan perjuangan apalagi dalam pendakian kita menemukan batu yang terjal yang menghalangi pendakian kita.   Mungkin kita juga sempat terlena dengan pemandangan yang ada didasar bukit. Tapi luruskan niat, ingat tujuan awal dan optimislah pasti ada kesudahan dan kemudahan. Dan yakinlah ketika kita sudah berada dipuncak kita bisa tersenyum bangga, keletihan dan kelelahan akan terbayar sudah, karena kita telah melewatinya dan melihat pemandangan yang jauh lebih indah dari apa yang kita bayangkan sebelumnya.

Meski dengan usaha saja tak cukup, karenanya dalam setiap tengadah dalam sujud ana. Selalu ana selipkan nama-nama mereka “Ya Robb bukalah pintu hati dan mudahkanlah mereka dalam memahami ilmuMU, jadikanlah mereka mujahidah sholehah yang membanggakan orang tua bermanfaat bagi bangsa dan negara serta jadikanlah mereka pejuang-pejuang tangguh yang akan mengibarkan bendera islam di muka bumi ini,  jaga semangat mereka Rabb dalam menyusuri jalan kebaikan. Aamiin Ya robbal ‘alamin..”

Wahai para pendaki, jangan lengah  dan terlena dengan keindahan yang kau temui diperjalanan karena itu hanyalah fatamorgana, ingatlah pemandangan diatas sana jauhhh lebih indah tak ada bandingnya dengan keindahan yang kau lihat di bawah sana, indahnya alam akan kau rasakan ketika berada dipuncak tertinggi, berusahalah…semangat Aisyahku, kalian calon mujahidah yang hebat! ^^

With Love “Ustadzah Niar”



Comments

Popular posts from this blog

ID Card Pesantren Kilat

assalamu'alaikum sobat, lagi-lagi ane dititahkan untuk ngedesain Id card buat pesantren kilat..#cieh kayak kerajaan# it's okay cz masalah ngedesain tu hobi ane tu meski yaaa...aca kadul kesannya nggak bagus2 amat, hehe masih mending lah daripada nggak ada sama sekali. ini dia, eng tereeeenggg.. setelah diedit disana-sini waktu diprint huahhh..lumayan buram! ahehe tapi karena mo dipake besok ya sudah mau tidak mau akhirnya ini di print juga.. hmm ya segitu dulu ceritanya.. Met menunaikan ibadah puasa sobat semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemaren :D AMIN...

Training " Gurunya Manusia"

waw really amazing training,I give two thumb for that^^ hayoo siapa yang pernah diajar sama om jin atau sama nyemot? haha..yang jelas bukan ini maksudnya, gurunya manusia yaitu guru yang benar-benar memperlakukan siswanya sesuai dengan perkembangan mereka masing-masing, yang benar-benar memperlakukan siswanya sesuai dengan prinsip kemanusian bukan dengan sistem robot atau sistem paksaan. mungkin sobat semua masih ingat gimana sistem pembelajaran yang ada disekolah-sekolah kita,aha bagi adik-adik yang masih bersekolah dan sekolahnya masih menerapkan sistem robot ini tentu saja masih merasakan betapa tidak kondusifnya pembelajaran dengan sistem tersebut. harus duduk, diam dan memperhatikan guru didepan kelas, bahkan ke toilet pun harus berpikir berkali-kali cz saking takutnya sama si guru. pernah terjadi sama adik kelas ku waktu SD, ngompol didepan kelas karena takut di hukum sama guru *ckckck* ketika kita banyak bertanya dibilang cerewet, banyak gerak dibilang nakal dll. padahal t...

mujahid kecil palestina

Syahid kecil, Mu’taz Nafidz Husein Al-Syarafi dilahirkan di kota Gaza tanggal 02 Oktober 1993. Dibesarkan oleh keluarga mulia yang dikenal dengan pengabdiannya kepada bangsa dan taat beragama. Sebuah keluarga Palestin yang diusir keluar oleh pihak penjajah Israel tahun 1948 seperti keluarga Palestin lainnya keluar dari tanah kelahirannya di daerah Harbea. Keluarga Mu’taz, syahid kecil ini, terdiri daripada ibu, Dr. Su’ad Audah dan empat saudara.Ayahnya meninggal dunia pada tahun 1997, dan Mu’taz adalah anak yang ketiga. Ketika syahid, ia duduk di kelas enam Sekolah Dasar Abu Husein. Ia sering mengatasi pelajar lain di dalam kelasnya, dikenal akan keberaniannya dan kecerdasannya yang cemerlang. Mu’taz kecil sudah dibina sejak kecil untuk mengikuti shalat berjama’ah di masjid, terutama shalat fajar (subuh). Maka ia tergolong sebagai jama’ah tetap di masjid Khalid bin Walid. Cintanya Kepada Jihad dan Syahid Syahid kecil kita ini, Mu’taz, dikenal orang kerana keberaniannya dan pant...