Bloggy..banyak episode yang terlewatkan beberapa bulan ini, sungguhnya jari jemari tak tahan tuk berolah raga menghilangkan kakunya, kau lihat jemariku kian gembul karena tlah lama tak menarikan tarian sebelas jari haha..yup benar sampai detik ini aku belum bisa mempraktekkan bagaimana mengetik 10 jari itu. Hihi nggak nyambung kalee.. Namun aku harus sadar bahwa aku tlah kalah, kalah oleh keadaan yang membuatku tak mampu untuk konsisten dengan janjiku, apalagi akhir-akhir ini aku sering di hinggapi virus 5L (Letih, lesu, lemah, lalai dan loyo) Ntahlah apakah aku masih pantas disebut pejuang pena, walau masih pun mungkin lebih tepat rasanya jika aku dijuluki sang pejuang pena yang nggak konsisten.
Fine, perlu mengumpulkan segenap tenaga untuk mengingat moment spesial yang tak sempat ku simpan dalam fileku, karena tak bisa terulang kedua kali, yang ada operatornya ngomel-ngomel “tidak ada siaran ulang, tidak ada siaran ulang” huhh..wiro sableengg bantu akuuu..hiks #butuh tambahan kekuatan soalnya# :D
Ah ya, ada yang ingin ku ceritakan. Silahkan duduk yang manis dan mengambil snack jagung di sampingmu #kalau ada# beuh..
Mengambil kata-kata dari buku the best yang selalu nyantel di sakuku, sebuah ungkapan indah dari ibnul jauzi
“sesungguhnya mencapai puncak itu sulit, tapi bertahan tetap di puncak itu lebih sulit”
Itulah yang dirasakan olehku, dan mungkin sahabat bloggy lainnya. Menjelma sebagai sosok dewasa yang mau tidak mau, siap tidak siap harus bertahan dalam kesendirian, kemandirian dan istiqomah. Especially, bertahan untuk berada dalam kebenaran dan kebaikan memang tidak mudah, kata sahabatku ibarat menggelindingkan batu besar ke atas bukit, berat! And that’s right,, begitulah adanya. Namun aku selalu mengajak hatiku untuk segera menyadarinya dalam-dalam, seperti yang dikatakan ibnul jauzi “jangan sekali-kali engkau menganggap jalan kebaikan itu mudah, jalan itu dipenuhi sesuatu yang kita benci, halangan, duri-duri tajam yang membuat kita sakit. Hanya saja jika kita sudah berhasil melewatinya kita pasti akan melupakan seluruh rasa sakit, seluruh keletihan itu.
Disaat hatiku berada dalam kondisi yang normal kata-kata ini dapat membius kesadaranku dan cepat-cepat tersentak dari kelalaianku, namun disaat hatiku sakit kata-kata ini ibarat angin yang beterbangan begitu saja...
Namun Alhamdulillah wa syukurilah, Allah masih berikan hidayah itu kepadaku, sehingga ketika aku lalai ada kekesatan dalam hatiku yang artinya warning untuk segera memperbaiki diri dan meningkatkan imunitasnya supaya kebal dari serangan potensi keburukan. Tidak bisa dipungkiri manusia itu memiliki 2 potensi, yaitu potensi kebaikan dan potensi keburukan. Semua itu adalah pilihan si manusia itu sendiri, Allah telah mempersiapkan akhir dari pilihan-pilihan kita, jika ingin selamat di akhirat maka tapakilah jalan yang baik, meski jalan tersebut dipenuhi onak dan duri2 yang tajam telah siap mencengkeram telapak kaki kita dan jika hanya kebahagiaan dunia saja yang kita inginkan, maka tapakilah jalan yang buruk. Tapi sobat dunia itu tidak abadi.
Dalam surat Al-an’am ALLAH berfirman:“Katakanlah, hai kaumku berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat pula. Kelak kamu akan mengetahui siapa diantara kita yang memperoleh hasi yang baik dari dunia ini, sesungguhnya orang yang zalin itu tak akan mendapat keberuntungan.(Ali-Imran 135)
Aku bersyukur kepada Rabb masih mengirimkan orang-orang menjadi penguat dan semangat bagiku untuk berbuat kebaikan baik itu orang-orang disekelilingku maupun orang-orang yang jauh dariku. Mungkin ini cara Allah untuk mengingatkanku dengan cara yang lembut, tentu sebelum Allah memperingatkanku dengan keras hmm semoga saja tidak pernah terjadi. Karena aku takut aku tak mampu untuk merasakannya. Mau tahu siapa mereka?
Pertama, mak dan bak ku di kampung
pernah suatu kali aku merasa sendiri (setiap hari kali ya :D), dan masalah datang secara bersamaan, kesedihan serta kegelisan menggelayuti hatiku dengan hebat, hampir tak mampu untuk bertahan namun segera ku mencari alternatif untuk menghilangkannya setidaknya membuat hatiku sedikit nyaman, ku dengarkan murotal berkali-kali dan melantunkan tilawah. namun tak juga kesedihan itu enyah, namun tak lama berselang handponeku berbunyi, kusambut nada panggilan itu dan kusapa suara lembut diseberang sana, "lagi apa nak? sudah makan?" aku menyahut riang dengan menyembunyikan sedihku..ah ku tak ingin buat ibu khawatir. tak beberapa menit setelah telpon di tutup aku pun bangkit, kesedihan yang bergelayut pun sirna berubah menjadi sekeping semangat baru. love you mom...ibuku selalu tahu saat-saat dimana anakmu membutuhkan support.
sedangkan ayah, punya cara sendiri yang membuat aku menjadi termotivasi,
Ulang tahunku yang ke 25 telah lewat sehari yang lalu, namun aku mendapat sms yang tak biasa dari ayahku. bunyinya "selamat ULTAH ya nak, semoga dapat jodoh yang sholeh". hik..hiks..senyumku tak selebar biasanya menyambut sms yang tak biasa itu.
keduanya membuatku termotivasi untuk memperbaiki diriku more and more. karena ku tahu mereka memiliki harapan padaku untuk menjadi yang terbaik. dan tak kubiarkan diriku berjalan dijalan yang salah. bergetar hatiku tatkala membaca kisah:
"Telah dikabarkan kepada kami bahwa seorang anak akan tergantung di leher ayahnya pada hari kiamat nanti. Lalu dia berkata: 'Wahai Rabbku, ambillah hakku dari orang yang menzhalimiku ini!' Sang ayah berkata: 'Bagaimana aku menzhalimimu, sedangkan aku telah memberimu makan dan pakaian?' Sang anak berkata: 'Benar, engkau telah memberiku makan dan pakaian, tetapi engkau melihatku melakukan maksiat dan engkau tidak melarangku.'"
sungguh aku ingin membahagiakan mereka berdua dan aku berharap diriku bisa memberikan kebahagiaan itu kepada mereka. aamiin.
Kedua, anak binaanku "The utrujah"
Menjadi seorang guru sebuah kesyukuran bagiku, bertemu dengan wajah-wajah nan lugu dan haus ilmu. Walaupun mungkin aku perlu belajar banyak lagi tentang indahnya dien ini. tak bisa ku bayangkan jika aku terus menerus down dan terlena dengan kefuturanku, bagaimana dengan mereka? celetuk nuraniku. Oleh karenanya aku termotivasi untuk beribadah lebih baik, agar aku bisa memberi tauladan, memberi ilmu dan semangat kepada jiwa-jiwa yang masih suci ini. Dan aku merasakan bahwa kata yang keluar dari lisan akan lebih bermakna dan sampai ke hati jika keluar dari ruh yang baik dan kedekatan kepada Allah SWT.
Ketiga, kak Fatimah shara
sebenarnya aku tak kenal dengan beliau, siapa dia? dimana rumahnya? beliau pun begitu...aku hanya tahu melalui youtobe, kala itu secara tak sengaja. ketika aku ingin mencari materi pembelajaran di youtobe secara tak sengaja kepencet video tausyiah beliau. Benar-benar menyentuh, dan akupun ikuti hingga habis. sangat JLEB banget dihati!
sejak saat itu aku pun tak pernah melewatkan tausyiahnya yang telah aku download, dan semakin salut ketika aku tahu bahwa beliau dan suaminya adalah pasangan novelis islami asal malaysia yang sering memberi kajian tentang keislaman. subhanalloh..
Ana salah satu penggemar beliau dan ingin sekali mengikuti jejaknya, aamiin. :D
meskipun ku tak pernah berjumpa dengannya, namun tausiyahnya cukuplah membuat motivasiku semakin terpacu, kefuturanku berangsur hilang. hmm.. jazakillah kak tausiyahnya yang amat menyentuh, membuatku semakin ingin dekat dan dekat kepada sang pencipta jagad raya ini.
DR.Farhan Hadi & Fatimah Shara
:)
ReplyDelete