Sob, dalam
memulai paragraph kehidupan, kita memerlukan kesabaran dan ikhlas diberi
sedikit sentuhan semangat yang membuat jiwa menjadi tegar dalam menghadapi
betapapun berat ujianNya.
Pengorbanan dimana
kita harus merangkai huruf-huruf yang berserakan menjadi sebuah untaian kata
yang syarat makna menelusuri keping-keping puzzle yang msih menjadi rahasiaNya.
Terkadang kita sendiri begitu penasaran untuk mengetahui apa sesuangguhnya yang
sedang IA persiapkan untuk diri kita? namun “Sabarlah, semua akan indah pada
waktunya” ahh biarlah waktu yang menjawab semuanya.
Saat ini
cukuplah kita jalani saja nikmat hidup yang telah diberikan sang kholiq ini.
Menebarkan kebaikan serta senyum termanis kepada dunia dan seisinya. Semua
keluh dan susah yang didapati dalam
hidup ini biarkan diri kita saja yang tahu dan menyimpannya dalam qalbu yang
tak bersuara.
TERKADANG kita
menemukan spasi saat ujian demi ujian berdatangan, jiwa yang lelah dan
membutuhkan jeda untuk berpikir, yup pada hakikatnya hidup adalah ujian baik
itu susah ataupun senang seperti yang terkandung dalam tafsir surat Alfajr
bahwa kekayaan bukanlah tanda kemulian dari Allah, kemiskinanpun bukan tanda
kehinaan dari Allah. Akan tetapi keduanya merupakan ujian. kita harus melalui
ujian yang satu untuk bertemu dengan ujian berikutnya, namun ujian tersebut
semakin keatas semakin sulit sesuai kadar kemampuan kita karena sesungguhnya
Allah maha tahu seberapa besar kapasitas seorang hamba. Maka beristirahatlah
sejenak untuk memikirkan rencana demi rencana yang akan kita lalui di dunia,
namun jangan biarkan kefuturan terlalu lama hinggap di jiwa yang lemah itu.
Ibarat air, jika mengalir ia akan bermanfaat namun apabila dia tergenang
terlalu lama maka akan menimbulkan penyakit.
Kita juga butuh
tanda tanya, tanyakan pada diri siapa sesungguhnya diri kita dan apakah
hakikatnya keberadaan kita dimuka bumi ini. Karena ketika seorang hamba telah
mengenal dirinya maka ia telah mengenal Tuhannya. Ini tak lain supaya ketika
sukses tidak membusungkan dada dan ketika gagal tidak menutup muka. Tak
selamanya anugerah itu dikirimkan dalam bentuk kebahagiaan. Justru anugerah dan
karunia Allah turunkan dalam bentuk ujian dan musibah.
Lalu kita butuh
tanda seru, dalam proses kehidupan yang dijalani banyak kemungkinan yang
terjadi, disaat ujian begitu banyak menimpa adakalanya diri menjadi oleng dan
kehilangan pijakan atau godaan membuat diri terlena hingga terhenti di setengah
perjalanan dan mungkin dalam prosesnya terjadi
perubahan arah menuju kearah yang tidak tepat. Maka serulah diri untuk tetap
bertahan pada pijakan yang benar dan ingati diri dengan tujuan awal sehingga
kita kembali mantap melangkah kedepan dan menatap masa depan.
Dan akhirnya
ketika kita harus berhenti disebuah titik. Maka berhentilah di dermaga yang berakhir
pada satu kata yaitu Allah. Seberapapun materi yang kita miliki, jabatan yang
kita duduki ingatlah bahwa dunia itu tidak abadi. Dunia hanyalah sebuah
terminal untuk sampai kepada Akhirat yang hakiki. Karena itu buatlah diri kita
berarti di hidup yang hanya sekali ini, lalu jangan pernah berhenti berdo’a:
Ya Allah jadikanlah yang terbaik dari usia kami adalah akhirnya, yang terbaik dari amal-amal kami adalah penutup amal-amal kami di dunia. Ya Rabb jadikanlah yang terbaik dari hari-hari kami adalah di saat kami bertemu dengan-MU..
_Wallohu'alam bisshowab_
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan koment :D