Skip to main content

KEBODOHAN YANG BERULANG

Berdamailah dengan masa lalu – kata seorang trainer dalam sebuah buku, ah ya ada benarnya juga terkadang kita harus mengibarkan bendera putih kepada masa lalu dan berteriak – please jangan ikuti gue terus donk, gue frustasi nih kalo ingat loe terus ( masa lalu bukan orang).
Jika sejarah hidup itu bisa membuat hati jadi gelisah dan membuat kita gak bisa bangkit lagi saking buruknya bolehlah hal itu kita usir jauh-jauh hush..hus… masuk tong sampah , the end!
Tapi jangan 100% dilupain, seperti kata bung karno JAS Hijau eh Jas merah jangan sekali-kali lupakan sejarah, tapikarena disetiap perjalanan hidup itu ada pesan-pesan hikmah yang tersembunyi, bisa jadi itu adalah sebuah bentuk peringatan atau alarm bagi kita tentang “betapa bodohnya kita dulu” dan selanjutnya bisa berpikir panjang dan bakal berenti ngelakuin hal-hal yang bodoh lagi karena bakal ngerasain  gelisah di kemudian hari. 
Nah loh, ketika kita tahu kalau meninggalkan sejarah buruk itu rasanya gak enak dan bikin hati sempit, nafas naik turun, air mata keluar tanpa di sadari, gelisah berkepanjangan, dan kita tahu nggak bakal bisa ngebalikin waktu buat sekedar menekan tanda delete pada bagian-bagian yang jelek dari masa lalu kita (yeee emang computer ape?)
Maka mulai dari sekarang pikir-pikir lagi jika ada keinginan untuk melakukan hal yang sama, cz kalo masih juga di lakukan bukankah itu kebodohan yang berulang? Itu namanya kita merelakan diri kita terkatung-katung dalam penyesalan, Hari ini kita gelisah karena perbuatan buruk di masa lalu, bisa saja besok kita bakal gelisah lagi karena perbuatan jelek yang kita lakukan hari ini, dan seterusnya, jadilah kita gelisah sepanjang waktu, hingga akhir hayat menjadi manusia yang gelisah oleh masa lalu jelek yang naasnya kita buat sendiri, kalo gitu obatnya Cuma satu #jedotin kepala ke dinding# dan bilang, bodoh..bodoh..bodoh…hehe parah animal aja nggak mau masuk lobang dua kali, lah kita manusia yang di beri akal dan pikiran? Hmmm…
Hidup itu indah kawan, alangkah ruginya ketika tak kita syukuri dan menghargainya dengan melakukan hal-hal positive dan mengembangkan potensi yang ada.

Caranya bagaimana?
Baik, untuk masa lalu kemarin mari kita tutup buku dan jadikan pelajaran buat hari ini supaya nggak terulang lagi. Karena bagaimanapun apa yang kita lakukan semuanya di catat ama malaikat di kiri kanan kita yang akan di jadikan dokumentasi di akhirat kelak, hmm nggak kebayang deh perbuatan kita dari orok nyampe meninggal bakal di puterin di bioskop milikNya dan di tonton tanpa ada sedikitpun sensor, semuanya? Yup tanpa terkecuali… kita yang baik di wajah ternyata belang di pikran, kita yang kelihatan ikhlas ternyata di hati ngedumel, kita yang  kelihatan baik ternyata nggak taat sama orang tua. Duhh…berhenti nguber-nguber dan memaksa malaikat buat menghapus bagian itu, karena malaikat punya tinta permanen tapi nggak punya tip-x loh #gubrak# maka menangislah…menangislah sekarang…dan bertaubatlah.



 Mudah-mudahan taubat yang kita lakukan sungguh-sungguh disertai perbuatan baik kita  akan menghapus kesalahan kita di masa lalu. Yo wess mari berdamai dengan masa lalu dengan melakukan perbuatan baik yang banyak di hari ini, perbanyak tilawah, perbanyak shadaqoh, sholat 5 waktu full dan tepat waktu kalau bisa di masjid, sholat dhuha, denger tausiyah ama murottal say no to lagu2 yang bikin galau, say no to pacaran,  berbuat baik lah dengan orang tua dan banyak lagi perbuatan baik yang bisa kita lakuin. Bermujahadahlah hari ini, jika kita belum sukses hari ini, setidaknya kita tidak meninggal kan masa lalu yang kelam dan berinvestasi gelisa dimasa yang akan datang, right?

Comments

Popular posts from this blog

ID Card Pesantren Kilat

assalamu'alaikum sobat, lagi-lagi ane dititahkan untuk ngedesain Id card buat pesantren kilat..#cieh kayak kerajaan# it's okay cz masalah ngedesain tu hobi ane tu meski yaaa...aca kadul kesannya nggak bagus2 amat, hehe masih mending lah daripada nggak ada sama sekali. ini dia, eng tereeeenggg.. setelah diedit disana-sini waktu diprint huahhh..lumayan buram! ahehe tapi karena mo dipake besok ya sudah mau tidak mau akhirnya ini di print juga.. hmm ya segitu dulu ceritanya.. Met menunaikan ibadah puasa sobat semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemaren :D AMIN...

YANG KE-26 (kejutan pertama dari khadijah)

Hari berganti begitu cepat ya, nggak kerasa usia udah semakin tua aja, tak bisa dipungkiri! namun harus selalu bersyukur atas segenap usia yang telah Allah karuniakan kepadaku, setiap tarikan nafas dan udara yang Allah kasih dg cuma-cuma, orang-orang disekitarku yang begitu perhatian, mak dan bakku atas cinta yang tak pernah mereka ungkapkan, namun aku meraasaknnya dan berharap bisa membahagiakan mereka hingga yaumil akhir nanti..keluarga  besarku yang tak bisa ku sebut satu persatu #cekile gaya kayak bikin persembahan skripsi aja# sahabat-sahabatku dan tentunya siswa-siswiku yang sudah memberikan perhatian dan kejutan yang luar biasa... VII Khadijah-ku Alhamdulillah sekarang jadi wali kelas VII khadijah, punya anak 28 orang dengan berbagai karakter yang jelas sholeha dan baik hati serta rajin menabung hehe. pada hari itu mereka buat kejutan yang nggak mengejutkan, loh? hihi cz udah tahu bakal di kerjain dengan modal GR tingkat tinggi haha,  liat mereka ekting...

Akhwat yang menanti

Oleh : Azimah Rahayu. “Dua puluh satu kali, Mbak?”  mataku membulat. Takjub. Aku merentangkan kesepuluh jari tangan sambil melihat ke bawah ke arah telapak kaki yang terbungkus sepatu. 21! Bahkan seluruh jemari tangan dan kakiku pun tak cukup buat menghitungnya. “Itu selama berapa tahun, Mbak?” Aku bertanya lebih lanjut. “Hhmm, kurang lebih tujuh tahun terakhir!” sambutnya gi, ringan saja. Tak tampak pada raut wajahnya yang sudah mulai dihiasi kerut halus kesan malu, tertekan taupun stress. Wajah itu damai. Wajah itu tenang. Tak menyembunyikan luka apalagi derita. “Mbak… ehmm, maaf, tidak patah arang… sekian kali gagal?” Takut takut aku kembali bertanya dengan nada irih. Khawatir menyinggung perasaannya. Dia hanya kembali tersenyum. Tapi kali ini lebih lebar. Sumringah. Dia mengibaskan tangan, sebagai jawaban bahwa dia tak trauma dengan masalah itu. “Kalau sedih, kecewa, terluka… pasti pernah lah ada saat-saat seperti itu. Trauma…. sebenarnya pernah juga. Ny...