Mengajar di kelas siswa adalah hal yang tersulit bagiku ( disekolah kami kelas siswa dan siswi dipisah) apalagi dengan suara yang kecil tentu saja tak mampu mencover semua siswa yang ada di dalamnya, ntah kenapa ya kelas laki-laki cenderung brutal dan tak bisa di atur, mungkin saja karena tak ada wanita hingga membuat rasa malu mereka jadi berkurang, awalnya aku kehilangan strategi dan hampir putus asa, namun slalu menghibur diri mungkin karena belum ada formula yang tepat. hipotesis sementaraku karena ruhiyahnya yang kurang terisi, jadi teringat dulu waktu dirumah, ayahku selalu cerita rosul dan sahabat, kamipun diam dan termangu karena ketaatan generasi dizaman rosul.
hm, aku terbetik untuk mencobanya, berharap semoga mereka bisa meneladani kisah tersebut dan menjadi pemuda islam yang tangguh dan bertaqwa. akhirnya di awal pelajaran, kuceritakan satu persatu kisah pemuda emas dizaman rosul, seperti bilal bin rabah, sholahudin al-ayyubi, uwais al qarni, muhammad alfatih penakluk eropa dan konstantinovel nah pas di session ini mereka terpaku dan berdecak kagum..
subhanalloh dzah, apa iya orang islam dulu begitu?
aku tersenyum namun miris, karena mengingat usia para sahabat kala itu tak jauh kisaran usia mereka-mereka ini dengan kemampuan yang luar biasa seperti muhammad alfatih yang hafal alquran di usia 15 tahun, menaklukkan roma di usia 24 tahun, imam syafi'i yang hafal alqur'an di usia 7 tahun, ammar bin yasir yang mempertahankan islam diusia yang masih belia dengan ketaatan yang sempurna..
rabbii....
beruntunglah mereka yang telah ditaqdirkan sebagai pemuda-pemudi emas di zaman rosul, yang ketaatannya tanpa syarat, mengetas rasa suka dan tak suka. semoga generasi kami masih ada pemuda-pemudi harapan itu, yang cinta gama,mengamalkan sunah, ta'at tanpa syarat aamiin...semoga..
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan koment :D