Ngebolang
alias jalan-jalan adalah hobiku dulu sewaktu masih muda, hua…sekarang udah tua
toh? Hmm maksudnya ketika aku masih duduk dibangku kuliah dan masih jadi
mahasiswa yang sok sibuk hehehe, kenapa gitu? Yups karena rutinitasku tak hanya
kuliah saja melainkan juga aktif diberbagai organisasi sosial, baik ekstra
maupun intra kampus, tak heran jika aku dan teman-teman yang menekuni bidang
yang sama kerap di juluki “mahasiswa kura-kura” eits, tapi kura-kura yang ini
bukan sejenis binatang yang jalannya lambat, kura-kura yang ini malah jalannya
super cepat dan tergolong hiperaktif karena harus ngejar-ngejar waktu yang
singkat, sementara didepan sana begitu banyak tugas yang menanti.#kangenMasa2Ituuu... :'(
Aku
kasih tahu deh, kura-kura itu adalah sebuah singkatan dari
“kuliah-rapat-kuliah-rapat” hihi terdengar aneh memang namun dapat disimpulkn
betapa sok sibuknya aku waktu itu. Jika
temanku yang lain bisa berleye-leye di kost-an sehabis kuliah sementara aku
harus pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, istilah zaman sekarang itu “move on” cekile… :D Meskipun demikian
aku sangat enjoy karena itulah seni menikmati hidup, yaitu dengan menebarkan
kebaikan dimanapun dan kapanpun.
Tak
hanya di dalam kampus saja, terkadang aku dan teman-teman juga sering keluar
daerah dalam rangka menjadi perwakilan organisasi untuk memenuhi undangan dari
organisasi maupun kampus lain. Ini nih asyiknya, selain ngejalanin tugas juga
bisa jalan-jalan and ngebolang keluar daerah tanpa ngeluarin kocek, juga bisa
ketemu sama teman-teman yang tergabung dalam aliansi yang sama dari berbagai
daerah seperti Palembang, Bengkulu, Jakarta, Jawa, Jambi, Padang dll.
Tapi ada satu hal yang menjadi
masalah, meskipun hobi jalan-jalan tapi aku termasuk orang yang pemabuk berat alias
mabuk perjalanan bukan mabuk minum atau mabuk duit, apalagi kalau perginya
dengan menggunakan bis atau mobil, hadeh...jalan sehari ibarat setahun
menderitanya, kecuali kalo menggunakan
motor, tapi kalau keluar daerah nggak mungkin pakai motor kan? Apalagi aku perempuan, tapi
anehnya, meski aku pemabuk tapi aku nggak mau di tinggal, so setiap moment
keluar kota selalu ada aku. Paling juga teman-teman yang pada menderita
ngurusin diriku dijalan hehehe…
Ngomong-ngomong tentang perjalanan ada
pengalaman yang lucu dan berkesan seputar perjalananku. Seperti biasa aku dan
beberapa orang teman diutus dari kampus untuk mengikuti seminar di kota B
kebetulan jaraknya nggak terlalu jauh, lebih kurang 4 jam-an dari daerahku.
Di
hari yang ditentukan kami pun berangkat dengan menggunakan mobil travel.
Sebelum berangkat aku sudah mempersiapkan diriku dan mengambil ancang-ancang gimana
caranya supaya nggak mabuk perjalanan. Di dalam tas ranselku sudah sedia berbagai
macam obat-obatan. Anehnya belum berangkat perutku udah mual-mual dan kepala
pusing, begitu akibatnya kalau pikiran udah tersugesti “pasti mabuk, pasti mabuk”.
Dan
benar saja pemirsa, belum setengah perjalanan diriku udah sempoyongan dan menghabiskan
beberapa kantong kresek yang berisi muntah. Teman-teman mulai sibuk, ada yang
ngurut-ngurutin pundak pake minyak angin, untung bukan minyak goreng hehe, ada
yang ngurutin kepala, dan ngasih minyak ke hidung, sementara diriku mengeluh “kapan nyampe...kapan nyampe?” sambil
pasang tampang persis kayak TKW abis digebukin hehehe nggak kebayang gimana
kondisiku saat itu, sangat kritis!
Tiba-tiba,
ada mbak-mbak yang duduk tepat di depan kami memperhatikanku, ada 2 kemungkinan
sih bisa jadi beliau sangat iba melihat kondisi yang mengenaskan itu atau malah
terganggu dengan keluhan-keluhanku yang nggak enak didengar telinga “nih anak udah tahu mabuk masih mau berangkat
aja?” dan ternyata dugaanku yang
pertama benar.
Kemana dek?
Tanyanya ramah, temanku pun menjawab pertanyaan mbak tadi panjang lebar kali
tinggi, mulai dari alamat yang kami tuju, tujuan kami kesana, dan kapan
pulangnya. Tak berapa lama beliau merogoh tas nya dan menyodorkan sesuatu
kepadaku.
Cobain deh, biasanya mbak nggak
mabuk kalau udah minum ini. Seraya memberikan 2 saset tolak
angin cair kepadaku. Aku yg hampir putus asa seperti menemukan oase di padang
pasir dan langsung meminumnya tanpa ba bi bu. Setelah berapa lama intensitas mabuk ku pun berkurang, perut
terasa hangat dan mual pun berangsur-angsur hilang. Eh ya, saaat itu aku baru
tahu loh kalo tolak angin juga ampuh untuk mengatasi mabuk perjalanan.
#ngiklan.com
Sabar ya dek sebentar lagi nyampe
kok, melakukan kebaikan itu emang butuh pengorbanan.
Ucapnya sambil tersenyum manis.
Finally
setelah setelah berapa, lama kondisiku semakin membaik, sisa perjalanan kami
lanjutkan dengan cerita-cerita banyak dengan mbak baik hati tersebut, kebeneran
si mbak asyik juga di ajak ngobrol. Hingga suatu ketika sopir menginformasikan
kalau sebentar lagi kami akan segera sampai. uuuhhh akhirnyaa, teriakku dalam
hati, senang!. tapi gawat, meskipun kami punya alamatnya ternyata kami lupa di
mana lokasinya, lagi dan lagi mbak itu menawarkan bantuan untuk mengantarkan kami sampai di wisma tempat kami
menginap.
Singkat
cerita sampai juga akhirnya di wisma , beliau pun berpamitan karena ingin
segera melanjutkan perjalanannya. Tak berapa lama, kami baru sadar kalau kami
lupa ngucapin terimakasih, uhf gimana caranya ya? Jangankan nyimpan nomor
handpone nya, namanya pun kami lupa. Weleh…kok tetiba jadi pikun semua ya,
nggak diriku maupun teman-teman. Akhirnya temenku yang satunya nyeletuk, yaudah
kalau Allah ngasih kesempatan ketemu lagi, ntar kita ucapin terimakasih
sekalian minta tanda tangannya, jawabnya seenaknya.
Hari
ke-3 kami mengikuti kegiatan demi kegiatan yang amat melelahkan, apalagi harus
duduk sepanjang hari mendengarkan pembicara menyampaikan materi. Tibalah di
akhir seminar, yaitu terakhir kalinya kami mengikuti acara tersebut dan harus
pulang kedaerah lagi setelahnya. Namun masih tersisa satu materi lagi sebagai
pelengkapnya. seingatku materi itu disampaikan jam 1 setelah makan siang, di
hari yang panas dan terik apalagi kota yang kami kunjungi termasuk kota yang
panasnya minta ampun. Konsentrasi udah buyar, jasad masih disana sedangkan
pikirannya udah nyampe rumah aja hiks. Kuperhatikan teman yang lain matanya
udah kayak lampu yang lagi konslet, ngantuk! Saat MC menuju podium pun tak lagi
disambut dengan sumringah seperti hari pertama dan kedua.
Baiklah saudara-saudara, mari kita
sambut pemateri terakhir kita siang ini, beliau aktif di bla..bla..bla.. masih
muda, cantik dan sholeha. Inilah dia mbak linda tusa’diyah.
Para peserta bertepuk tangan tak begitu meriah, sementara aku terbelalak.
“em..emm..itu kan si mm..mbak?” ujarku
lirih terbata-bata sambil tak lepas memandang beliau, teman-temanku pun sama,
sementara beliau senyam-seyum ngeliat ekspresi kami yang begitu surprise
menyadari bahwa narasumber yang dmaksud adalah mbak yang menolong kami beberapa
hari yang lalu, sungguh kebetulan yang menakjubkan!
Setelah seminar berakhir kami nyamperin beliau
dan ngucapin terimakasih banyak karena udah menolong kami waktu itu. Tetiba, Seorang
temanku nyodorin bukunya “ mbak minta
tanda tangannya dong?” ujarnya malu-malu dan menggaruk-garuk kepalanya yang
nggak gatal sedangkan mbak linda sang malaikat penolong kami mengeryitkan
dahinya, bingung! Sontak kami pun tertawa lepas.
Sore
nya kami pulang kembali ke daerah masing-masing dengan menyimpan kenangan yang
menakjubkan..
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan koment :D