Skip to main content

3 Bersaudara yang hafal Alqur'an

"Dan telah Kami mudahkan al-qur'an untuk diingat (dijadikan peringatan), maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran." (QS. Al-Qamar : 17)

Pada dasarnya Allah telah memudahkan manusia untuk menghafal al-qur'an. Menghafal menjadi sulit ketika seseorang tidak mempunyai motivasi yang kuat dan tidak mampu menghindari perbuatan maksiat.

Dalam al-qur'an, Allah telah berjanji bahwa Dia akan menjaga kemurnian dan keotentikan itu sendiri lewat para penghafal al-qur'an.

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-qur'an, dan Kami (pula) yang menjaganya."
(QS. Al-Hijr : 9)

Salah satu kisah yang menarik untuk disimak adalah kisah Tabarak dan Yazid Tamamuddin, kakak beradik yang tinggal di Jeddah. Mereka berdua berhasil menjadi seorang hafizh -julukan bagi orang yang sudah hafal al-qur'an- ketika keduanya baru berusia empat tahunan.

"Dengan karunia dari Allah, Tabarak telah menghafal al-qur'an secara sempurna", demikian sambutan Dr. Kamil Labudi, pegawai farmasi, ketika berbicara tentang anaknya yang masih berusia empat tahun dan telah mampu menghafal al-qur'an 30 juz dalam kurun waktu satu setengah tahun."

Beliau juga mengatakan, "Anakku telah menghafal surah al-fatihah dan mu'awwidzatain (al-falaq dan an-naas) ketika usianya belum genap dua tahun. Aku mengambil kesempatan dari kesukaannya akan buah zaitun untuk terus mengulang-ulang membaca surah at-tiin. Aku terus mengulang-ulangi membacakan surah ini selama ia memakan biji-bijian zaitun."

pada awal penikahan, kedua orang tua Tabarak sepakat untuk mengikuti program khusus menghafal al-qur'an. Keduanya mampu menghafal tujuh juz: juz tabarak, juz 'amma dan surah al-fatihah hingga surah an-nisa'. Hingga kemudian ibunya, Rasya Gayar, berhenti karena hamil dan melahirkan Tabarak. Ini kemudian membuat hanya sang ayah yang meneruskan untuk menghafal al-qur'an secara lengkap. Meski demikian, ibunda Tabarak akhirnya mampu mengkhatamkan al-qur'an bersama anaknya, Tabarak, setelah ia menghafal al-qur'an.

“Selain menghafal al-qur’an, Tabarak juga menghafal Qa'idah an-Nuraniyyah, Qira'ah Sab'ah (kaidah qira'ah yang tujuh), dua nazam (kaidah) tajwid: yang satu terdiri atas lebih dari 150 bait syait, sedangkan yang lain terdiri atas lebih dari 80 bait”, ujar Dr. Kamil.

Beliau senantiasa menemani Tabarak dan teman-temannya selama ia menghafal al-qur’an. Ini terutama karena anak dalam fase usia dini memiliki kekuatan hafalan yang tinggi. Dr. Kamil dan ibunda Rasha menyediakan mereka susu dan kurma, demi menghidupkan sunnah Nabi. Hal ini dilakukan kepada putranya sejak awal ia menghafal.

Penghafal al-qur’an termuda di dunia ini terus mengulang-ulangi bacaan ayat-ayat al-qur’an untuk adiknya, Yazid Tamamuddin, yang lebih muda satu setengah tahun darinya. Adiknya sudah hafal dua belas juz al-qur’an ketika itu. Ia “iri” pada sang kakak yang mendapatkan perhatian lebih dari orang tuanya. Karena itu, sang adik berusaha untuk meniru agar memperoleh hadiah yang telah diberikan ayah ibunya pada kakaknya. Hal inilah yang menjadikan sang adik dapat membaca ayat-ayat al-qur’an, buku, juga koran sebelum ia masuk sekolah.

Dari kisah di atas, setidaknya ada tiga pelajaran penting yang dapat kita ambil. Yaitu pertama, pada hakikatnya semua orang tua berpotensi untuk mencetak generasi yang hafal al-qur’an, tapi semuanya bergantung pada kemauan dan usahanya. Kedua, para penghafal al-qur’an akan dimuliakan oleh Allah baik di dunia maupun di akhirat. Ketiga, menghafal al-qur’an itu tidak mengenal batasan usia. Usia berapa pun dapat dilakukan. Tapi perlu digarisbawahi bahwa para balita tersebut hafal al-qur’an bukan secara otomatis, tapi hasil didikan sejak dini dari orang tuanya. Karena pada usia dini adalah kesempatan emas bagi orang tua untuk melakukan pendidikan yang baik, termasuk mendidik anak untuk cinta dan menghafal al-qur'an.

Ingin punya anak yang hafidz Qur’an? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafidz termuda sedunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi.

Sewaktu Rasya masih hamil, ia mengaku melakukan beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut:


Banyak Tilawah

Rasya yang juga seorang Doctor lulusan Batterje Medical University itu selalu mendawamkan (istiqamah) tadarrus Al Qur’an sejak sebelum menikah. Saat ia sedang hamil, kebiasaan tadarus Qur'an itu senantiasa ia kerjakan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Qur’an

Selain banyak membaca Al Qur'an, Rasya juga selalu berusaha untuk menambah hafalan Al Qur'annya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazid), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Selain membaca dan menghafal Al Qur'an, Rasya seringkali membaca do'a khusus sewaktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran (Bapak dari Sayyidah Maryam) yang mulia:

رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

"Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran 35)

Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Qur’an.

Dengan izin Allah, doa tersebut akhirnya dikabulkan oleh Allah SWT. Tabarak, Anak pertama yang dilahirkan pada tanggal 20 Dzilhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Qur’an pada umur 3 tahun dan menjadi hafidz di usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian Jamiyyah al Khairiyyah li Tahfidz al Qur’an al Karim di Jeddah dan di Hai'ah Alamiyyah li Ta’lim al Quran al Karim milik Rabithah Alam Islami dengan predikat istimewa (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafidz termuda sedunia.

Anak kedua dari Rasya, Yazid Tamamuddin juga hafidz Qur’an 30 juz di usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama cumlaude, Tabarak memperoleh nilai 90 dan Yazeed lebih tinggi, yaitu 95.

Anak ketiga. Zeenah Laboody hafidz Qur’an 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.

Akhirnya, jadilah ketiga anak Rasya tersebut menjadi 3 hafidz tercilik di dunia. Masya Allah… Allahu Akbar.. Semoga bisa menginspirasi kita semua dalam mencetak generasi yang shalih shalihah.. Amiin ya Rabb..

Comments

Popular posts from this blog

ID Card Pesantren Kilat

assalamu'alaikum sobat, lagi-lagi ane dititahkan untuk ngedesain Id card buat pesantren kilat..#cieh kayak kerajaan# it's okay cz masalah ngedesain tu hobi ane tu meski yaaa...aca kadul kesannya nggak bagus2 amat, hehe masih mending lah daripada nggak ada sama sekali. ini dia, eng tereeeenggg.. setelah diedit disana-sini waktu diprint huahhh..lumayan buram! ahehe tapi karena mo dipake besok ya sudah mau tidak mau akhirnya ini di print juga.. hmm ya segitu dulu ceritanya.. Met menunaikan ibadah puasa sobat semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemaren :D AMIN...

Training " Gurunya Manusia"

waw really amazing training,I give two thumb for that^^ hayoo siapa yang pernah diajar sama om jin atau sama nyemot? haha..yang jelas bukan ini maksudnya, gurunya manusia yaitu guru yang benar-benar memperlakukan siswanya sesuai dengan perkembangan mereka masing-masing, yang benar-benar memperlakukan siswanya sesuai dengan prinsip kemanusian bukan dengan sistem robot atau sistem paksaan. mungkin sobat semua masih ingat gimana sistem pembelajaran yang ada disekolah-sekolah kita,aha bagi adik-adik yang masih bersekolah dan sekolahnya masih menerapkan sistem robot ini tentu saja masih merasakan betapa tidak kondusifnya pembelajaran dengan sistem tersebut. harus duduk, diam dan memperhatikan guru didepan kelas, bahkan ke toilet pun harus berpikir berkali-kali cz saking takutnya sama si guru. pernah terjadi sama adik kelas ku waktu SD, ngompol didepan kelas karena takut di hukum sama guru *ckckck* ketika kita banyak bertanya dibilang cerewet, banyak gerak dibilang nakal dll. padahal t...

mujahid kecil palestina

Syahid kecil, Mu’taz Nafidz Husein Al-Syarafi dilahirkan di kota Gaza tanggal 02 Oktober 1993. Dibesarkan oleh keluarga mulia yang dikenal dengan pengabdiannya kepada bangsa dan taat beragama. Sebuah keluarga Palestin yang diusir keluar oleh pihak penjajah Israel tahun 1948 seperti keluarga Palestin lainnya keluar dari tanah kelahirannya di daerah Harbea. Keluarga Mu’taz, syahid kecil ini, terdiri daripada ibu, Dr. Su’ad Audah dan empat saudara.Ayahnya meninggal dunia pada tahun 1997, dan Mu’taz adalah anak yang ketiga. Ketika syahid, ia duduk di kelas enam Sekolah Dasar Abu Husein. Ia sering mengatasi pelajar lain di dalam kelasnya, dikenal akan keberaniannya dan kecerdasannya yang cemerlang. Mu’taz kecil sudah dibina sejak kecil untuk mengikuti shalat berjama’ah di masjid, terutama shalat fajar (subuh). Maka ia tergolong sebagai jama’ah tetap di masjid Khalid bin Walid. Cintanya Kepada Jihad dan Syahid Syahid kecil kita ini, Mu’taz, dikenal orang kerana keberaniannya dan pant...