Skip to main content

Tips menghafal Alqur'an

Banyak cara atau metode menghafal al-Qur’an. Di antaranya diresepkan oleh Deden Muhammad Makhyaruddin, .

Peraih Juara 1 Internasional Lomba Tahfizh 30 Juz dan Tafsirnya (Maroko 2011) itu menjelaskan, menghafal al-Qur’an sangatlah mudah. “Semudah bernafas,” ujarnya, “Kecuali yang berpenyakit ‘asma’; hatinya kena asma, imannya yang kena asma.”

Ia memaparkan, jika al-Qur’an diibaratkan oksigen, maka menghafalkannya seperti bernafas dengan al-Qur’an.

“Siapapun Anda, Anda adalah penghafal al-Qur’an. Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa oksigen. Sebagaimana tidak ada manusia Mukmin yang bisa hidup tanpa al-Qur’an,” ungkapnya di depan puluhan hadirin.

Deden mengibaratkan menghafal al-Qur’an seperti menyantap makanan. Makan atau menghafal akan nikmat jika dilakukan sesuai kebutuhan suapan makanan atau asupan hafalan.

“Makan yang enak tuh makan yang sesuai comotannya. Coba kalau makan langsung sepiring (masuk mulut), enak tidak?” ujar pria ramah senyum ini bernada guyon.

Ia menganalogikan, jika sebuah bakul nasi bermuatan 30 piring, maka untuk menghabiskannya mesti tahap demi tahap.

Begitu pula, untuk menghafal 30 juz al-Qur’an, dilakukan dengan langkah demi langkah.

“Ketika makan, comot (nasi) 1 kali suap sesuai ukuran perut kita dan kebutuhan kita,” ujarnya.

Dalam satu hari, lanjut dia, hafalkan al-Qur’an sesuai yang dibutuhkan. Apakah 1 lembar, 1 surat, 1 ayat, bahkan seperempat ayat.

“Sesuai kemampuannya, kapasitas hatinya, sesuai yang bisa ditangkap,” jelasnya.

Kata dia, kalau pas comotan ayatnya, biasanya bisa langsung hafal sekaligus. Tapi kalau tidak pas, tidak bisa.

“Jangan sekali-kali meremehkan 1 ‘suap’ (hafalan). ‘Ah, segitu doank, satu suap’. Jangan! Sedikit disyukuri, nanti bisa nambah,” ujarnya.

“Rasa senang (saat menghafal) itu menjadikan penghafal tidak akan kuat kalau berpisah dengan ayat itu, nggak bakal lupa. (Itu) kalau sudah syukur,” lanjut Deden yang bisa menghafal 30 juz al-Qur’an dalam 56 hari ini.

Terkadang ada orang bilang, pernah menghafal 1 juz al-Qur’an tapi lupa lagi. Hal itu, kata dia, menandakan ketidaksyukurannya atas hafalannya.

Resep berikutnya, jelas Deden, jangan mau cepat-cepat menghafal al-Qur’an. Sebab itu pertanda belum nikmat dalam menghafalkannya.

“Ada nggak yang pengen makannya cepat -cepat kenyang, cepat habis? Emang tujuan makan itu untuk habis atau untuk dinikmati? Emang untuk dinikmati, ntar akan habis sendiri,” jelasnya masih dengan analogi makanan.

Kalau seseorang sudah nikmat dalam menghafal al-Qur’an, ia sama sekali tidak menginginkan cepat-cepat habis.

“Itu tandanya sudah nikmat. Kalau sudah nikmat, kapan pun kita itu bakal selesai (menghafalnya),” ujarnya.

subhanalloh, semoga kita bisa mengaplikasikan apa yang beliau sampaikan, intinya adalah menikmati setiap ayat demi ayatnya..semudah bernafas, senikmat kita menyantap makanan..

Comments

Popular posts from this blog

ID Card Pesantren Kilat

assalamu'alaikum sobat, lagi-lagi ane dititahkan untuk ngedesain Id card buat pesantren kilat..#cieh kayak kerajaan# it's okay cz masalah ngedesain tu hobi ane tu meski yaaa...aca kadul kesannya nggak bagus2 amat, hehe masih mending lah daripada nggak ada sama sekali. ini dia, eng tereeeenggg.. setelah diedit disana-sini waktu diprint huahhh..lumayan buram! ahehe tapi karena mo dipake besok ya sudah mau tidak mau akhirnya ini di print juga.. hmm ya segitu dulu ceritanya.. Met menunaikan ibadah puasa sobat semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemaren :D AMIN...

Training " Gurunya Manusia"

waw really amazing training,I give two thumb for that^^ hayoo siapa yang pernah diajar sama om jin atau sama nyemot? haha..yang jelas bukan ini maksudnya, gurunya manusia yaitu guru yang benar-benar memperlakukan siswanya sesuai dengan perkembangan mereka masing-masing, yang benar-benar memperlakukan siswanya sesuai dengan prinsip kemanusian bukan dengan sistem robot atau sistem paksaan. mungkin sobat semua masih ingat gimana sistem pembelajaran yang ada disekolah-sekolah kita,aha bagi adik-adik yang masih bersekolah dan sekolahnya masih menerapkan sistem robot ini tentu saja masih merasakan betapa tidak kondusifnya pembelajaran dengan sistem tersebut. harus duduk, diam dan memperhatikan guru didepan kelas, bahkan ke toilet pun harus berpikir berkali-kali cz saking takutnya sama si guru. pernah terjadi sama adik kelas ku waktu SD, ngompol didepan kelas karena takut di hukum sama guru *ckckck* ketika kita banyak bertanya dibilang cerewet, banyak gerak dibilang nakal dll. padahal t...

mujahid kecil palestina

Syahid kecil, Mu’taz Nafidz Husein Al-Syarafi dilahirkan di kota Gaza tanggal 02 Oktober 1993. Dibesarkan oleh keluarga mulia yang dikenal dengan pengabdiannya kepada bangsa dan taat beragama. Sebuah keluarga Palestin yang diusir keluar oleh pihak penjajah Israel tahun 1948 seperti keluarga Palestin lainnya keluar dari tanah kelahirannya di daerah Harbea. Keluarga Mu’taz, syahid kecil ini, terdiri daripada ibu, Dr. Su’ad Audah dan empat saudara.Ayahnya meninggal dunia pada tahun 1997, dan Mu’taz adalah anak yang ketiga. Ketika syahid, ia duduk di kelas enam Sekolah Dasar Abu Husein. Ia sering mengatasi pelajar lain di dalam kelasnya, dikenal akan keberaniannya dan kecerdasannya yang cemerlang. Mu’taz kecil sudah dibina sejak kecil untuk mengikuti shalat berjama’ah di masjid, terutama shalat fajar (subuh). Maka ia tergolong sebagai jama’ah tetap di masjid Khalid bin Walid. Cintanya Kepada Jihad dan Syahid Syahid kecil kita ini, Mu’taz, dikenal orang kerana keberaniannya dan pant...